BAZIS RSUDZA Bantu Keluarga Pasien Tumor dari Simeulue
Sejak Darson didera tumor sampai akhirnya dibawa ke RSUD Simeulue dan selanjutnya dirujuk ke RSUDZA Banda Aceh,
Penulis: Nasir Nurdin | Editor: Yusmadi

Laporan Nasir Nurdin | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Darson (30), pasien suspek tumor ganas dari Desa Padang Unoi, Kecamatan Salang, Kabupaten Simeulue masih dalam penanganan intensif tim medis Rumah Sakit Umum Daerah dr Zainoel Abidin (RSUDZA) Banda Aceh.
Informasi yang diterima Serambinews.com, hingga Jumat (25/1/2019) malam kondisi Darson relatif stabil.
Pasien rujukan dari RSUD Simeulue itu masuk RSUDZA Banda Aceh pada 22 Januari 2019 dan dirawat di Ruang Raudah 4 Kamar 6.
Simpati untuk pasien miskin tersebut terus mengalir dari berbagai kalangan, termasuk dari Badan Amil Zakat, Infak dan Sadaqah (BAZIS) RSUDZA Banda Aceh yang ikut membantu keluarga (pendamping) Darson selama menjalani perawatan dan pengobatan di RSUDZA Banda Aceh.
Baca: Sel Darah Putih Pasien Tumor Asal Simeulue Terlalu Tinggi, Ini yang Dilakukan Dokter
Baca: Darson, Warga Miskin dari Simeulue Berjuang Melawan Tumor Ganas
Baca: Idap Tumor, Warga Simeulue Terbaring tak Berdaya
"Ya, BAZIS RSUDZA ikut menyalurkan bantuan sebesar Rp 500.000 untuk kebutuhan keluarga Darson yang mendampingi di rumah sakit," kata Murni, Kepala Ruang Raudah 4 RSUDZA, tempat Darson dirawat.
Seperti dikatakan Gusriadin selaku koordinator aksi penggalangan bantuan untuk Darson, meskipun biaya rumah sakit dan pengobatan sudah ditanggung dengan fasilitas BPJS Kesehatan, namun masih ada kebutuhan lain yang tak kalah beratnya yang harus dipikirkan untuk Darson.
Sejak dia didera tumor sampai akhirnya dibawa ke RSUD Simeulue dan selanjutnya dirujuk ke RSUDZA Banda Aceh, Darson didampingi oleh dua perempuan lansia yang tak lain adalah waknya.
Sedangkan istrinya yang juga sedang sakit bersama putri kecilnya tinggal di kampung.
"Akhirnya kami sepakat menghimpun dana kemanusiaan untuk Darson baik secara langsung maupun melalui media sosial. Aksi ini melibatkan aparat desa dan adik‑adik mahasiswa," ujar Gusriadin. (*)