Breaking News

1.753 Warga Riau Terkena ISPA Akibat Hirup Kabut Asap Kebakaran Hutan

Kabut asap kebakaran hutan dan lahan ( karhutla) di Provinsi Riau sudah berdampak terhadap kesehatan masyarakat

Editor: Muhammad Hadi
(KOMPAS.com/IDON TANJUNG)
Kabut asap tebal menyelimuti wilayah Kecamatan Rupat, Kabupaten Bengkalis, Riau, akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla), Senin (25/2/2019). 

Masyarakat setempat berharap turun hujan. Warga mengungkapkan, musim panas melanda Kecamatan Rupat sudah hampir dua bulan.

"Kalau panas sejak awal Januari 2019. Jadi, gambut-gambut yang ada di sini mengering dan mudah terbakar. Apalagi, di sini hampir seluruhnya tanah gambut," kata Sugiyanto (58), salah satu warga Kelurahan Terkul, saat berbincang dengan Kompas.com, Senin (25/2/2019).

Dia mengatakan, karhutla di Kecamatan Rupat sudah berlangsung hingga satu bulan. Hingga kini, belum dapat dipadamkan.

"Sekarang sudah sangat luas terbakar. Karet dan sawit habis terbakar. Kalau sekarang sudah sulit dipadamkan," ujar dia.

Baca: Kabut Asap Akibat Kebakaran Hutan Makin Parah di Bengkalis Riau, Warga Sesak Nafas

Untuk itu, Sugiyanto berharap turun hujan dengan intensitas tinggi, supaya api segera padam.

"Kami setiap hari berdoa minta hujan. Karena di kampung kami kabut asap sudah parah. Banyak dampaknya, batuk, filek, sesak nafas. Sangat bahaya bagi kesehatan," ucap dia.

Warga lainnya, Budiman (48), juga mengharapkan hal yang sama.

Upaya pemadaman dengan tenaga manusia, menurut dia, kecil kemungkinan bisa dilakukan.

"Sekarang banyak sekali petugas yang berupaya mematikan api. Kami sangat berterima kasih. Masyarakat juga ikut bantu. Tapi, kita sama tahu bahwa kebakaran gambut saat ini sangat parah dan luas. Jadi, harapan kami cepat turun hujan," ungkap Budiman.

Dari pantauan langsung Kompas.com di lokasi, kebakaran lahan gambut sangat sulit diatasi.

Sebab, api ada di dalam gambut yang dalamnya satu hingga tiga meter.

Baca: Mulai Kebakaran Lahan hingga Impor, Ini 7 Kesalahan Data Jokowi dalam Debat Kedua Capres 2019

Petugas gabungan dari TNI, kepolisian, Manggala Agni, BPBD dan masyarakat, melakukan upaya pemadaman semaksimal mungkin.

Bahkan, gambut yang terbakar disiram dan diinjak-injak hingga menjadi seperti bubur, namun masih mengeluarkan asap.

Selain kesulitan akibat terik matahari yang panas, petugas juga sesak nafas menghirup kabut asap tebal di lokasi kebakaran.

Berdasarkan data dari Pemerintah Kecamatan Rupat, luas lahan yang terbakar saat ini mencapai 1.300 hektare.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved