Peristiwa Pembantaian 115 Penduduk Desa di Mali oleh Sekelompok Suku Pemburu

Sebagai informasi, pemburu Dogon merupakan kelompok etnis tradisional di Mali, Afrika Barat, yang dikenal dengan tarian topeng tradisional mereka.

Editor: Fatimah
Ilustrasi penjahat bersenjata api. (Shutterstock) 

SERAMBINEWS.COM - Pemburu Dogon menyerang sebuah desa di Fulani, Mali, pada Sabtu (23/3/2019).

Pembantaian itu dan menewaskan sekitar 115 orang.

Insiden tersebut terjadi ketika delegasi PBB melakukan kunjungan ke negara itu.

Sebagai informasi, pemburu Dogon merupakan kelompok etnis tradisional di Mali, Afrika Barat, yang dikenal dengan tarian topeng tradisional mereka.

Baca: Asal Muasal Nama Bawang Bombay, Dibawa Oleh Pedagang India Namun Berasal Dari Palestina

"Korban baru mencapai 115 orang tewas di desa Ogossagou," kata Wali Kota Ouenkoro, Harouna Sankare, seperti diwartakan kantor berita AFP.

"Ini adalah pembantaian warga sipil Fulani oleh pemburu Dogon tradisional," imbuhnya.

Sebelum serangan pada Sabtu lalu, ada 50 orang yang dilaporkan tewas.

Pihak berwenang memperingatkan jumlah korban bisa meningkat karena banyak yang belum terhitung.

Baca: Penelitian Terbaru Sebut Aplikasi Ponsel Kini Bisa Membantu Menaklukkan Fobia Ketinggian

Para korban ditembak dan diserang dengan parang hingga tewas.

Sementara itu, pasukan keamanan Mali tiba di lokasi pada sore hari.

Serangan itu terjadi pada Sabtu dini hari di dekat perbatasan Burkina Faso.

Distrik tersebut kerap menjadi tempat terjadinya kekerasan antarsuku.

Baca: Penambangan Galian C di Sungai Krueng Beukah Abdya Bahayakan Intake IPA Blangpidie

Dua saksi menyebutkan, kelompok pemburu telah membakar semua pondok di desa.

Kekerasan semacam itu dipicu oleh tuduhan para pengembala ternak di tanah Dogon, perselisihan akses tanah dan air, dan juga terganggunya wilayah tersebut karena pengaruh kelompok ekstremis.

Dalam empat tahun terakhir, kelompok ekstremis telah muncul sebagai ancaman di Mali tengah.

Baca: Surat Edaran Bupati Agara Terkait Larangan PNS Berprofesi sebagai Wartawan dan LSM Menuai Protes

Sejak kehadiran kelompok radikal yang dipimpin Amadou Koufa, sejumlah bentrokan berulang antara suku penggembala Fulani yang nomaden dan kelompok etnis Dogon.

Sementara itu, delegasi Dewan Keamanan PBB sedang mengunjungi wilayah Sahel untuk memantau ancaman kelompok ekstremis.

Misi PBB di Mali atau Minusma, dengan tegas mengutuk serangan kemarin terhadap penduduk desa dan meminta pihak berwenang Mali untuk menyelidiki.

Artikel ini tayang pada Intisari Online dengan judul : Kisah Mengerikan Pembantaian 115 Penduduk Desa di Mali oleh Sekelompok Suku Pemburu

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved