Salju & Es di Gunung Everest Mencair, Ratusan Jasad Pendaki yang Terkubur Bertahun-tahun Bermunculan
Hampir 300 pendaki gunung tewas di puncak sejak upaya pendakian pertama dan dua pertiga mayat diperkirakan masih terkubur di salju dan es.
Beberapa jasad yang ditemukan di lokasi lebih tinggi di Gunung Everest juga menjadi landmark atau penanda bagi para pendaki gunung.
Salah satunya adalah "sepatu hijau" di dekat puncak.
Mereka merujuk pada seorang pendaki yang meninggal di bawah batu yang menggantung. Sepatu bot hijau miliknya, masih berdiri, menghadapi rute pendakian.
Beberapa ahli pendakian mengatakan jasad itu kemudian dipindahkan, sementara pejabat pariwisata Nepal mengatakan mereka tidak memiliki informasi apakah jasad masih terlihat.
Memindahkan jasad dari kamp-kamp yang lebih tinggi bisa jadi mahal dan sulit.
Para ahli mengatakan biayanya US$40.000 hingga $80.000 untuk menurunkan mayat.
"Salah satu upaya yang paling sulit adalah dari ketinggian 8.700m, di dekat puncak," kata Ang Tshering Sherpa, mantan presiden NMA.
"Tubuh itu benar-benar beku dan beratnya 150 kg dan harus diturunkan dari tempat yang sulit di ketinggian itu."
Para ahli mengatakan setiap keputusan tentang apa yang harus dilakukan dengan jasad pendaki di gunung juga merupakan masalah yang sangat pribadi.
"Kebanyakan pendaki suka dibiarkan di gunung jika mereka mati," kata Alan Arnette, seorang pendaki gunung terkemuka yang juga menulis tentang pendakian gunung.
"Jadi akan dianggap tidak sopan hanya memindahkan mereka kecuali mereka perlu dipindahkan dari rute pendakian atau keluarga mereka menginginkannya." (BBC Indonesia)
Baca: Insiden Penembakan di New Zealand, Plt Gubernur Aceh: Teroris Bisa Berasal dari Manapun
Baca: Samsung Galaxy A90, Ponsel Kamera Pop-up Kakak Dari Samsung Galaxy A50, Ini Harga Dan Spesifikasinya
Baca: ISIS Dinyatakan Kalah, ke Mana Perginya Pemimpin Mereka Abu Bakar Al-Baghdadi?
Artikel ini telah tayang di BBC Indonesia dengan judul: Gunung Everest mencair, jasad-jasad pendaki yang hilang mulai bermunculan