Kupi Beungoh
Menjelajahi dan Menyerap Aspirasi di Poros Tengah Aceh
Sebanyak 18 kepala SKPA ikut serta dalam rombongan. Target awal adalah melawat ke pemukiman Jamat, Gampong (Desa) Reje Payung.
Kicauan burung terdengar saling sahut menyahut di balik rerimbunan pohon.
Suasananya teduh dan nyaman.
Tepat pukul 7.00 WIB, Plt Gubernur beserta 18 kepala SKPA, termasuk saya, berkumpul di Pendopo Bupati Aceh Tengah.
Kami harus bergegas agar tidak terlambat tiba di tujuan, desa terpencil di kemukiman Jamat, Kecamatan Linge, Aceh Tengah.
Selama perjalanan, kaca mobil tumpangi sengaja saya biarkan terbuka. Agar saya bisa merasakan kesejukan langsung hembusan angin yang bertiup dari celah-celah bukit serta wanginya aroma bunga kopi.
Sepanjang mata memandang, daerah yang memiliki kesamaan tradisi, kultur, dan bahasa ini, dipagari pegunungan dan lembah-lembah perbukitan asri.
Dari arah timur, Danau Lut Tawar terlihat membentang.
Subhanallah, telaga biru raksasa itu menyajikan pemandangan menakjubkan tatkala disinari cahaya mentari pagi.
Begitu halnya dengan hamparan perbukitan sepanjang lintasan Bener Meriah dan Gayo Lues.
Hamparan perbukitan dipenuhi pepohonan hijau kian menawarkan suasana keindahan yang serba menakjubkan.
Luar biasa indahnya, meski perjalanan agak sedikit melelahkan, namun terbayar dengan keindahan alam dan indahnya danau laut tawar yang menggoda mata.
Untuk menuju ke Kemukiman Jamat, rombongan harus melalui medan jalan terjal yang lumayan mengguncang perut.
Baca: Teroris Pelaku Penembakan Masjid di Christchurch Keluhkan Perlakuan di Penjara
Baca: Lelucon April Mop Terburuk di Dunia, Salah Satunya Berujung Maut
Selama perjalanan, Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah sempat mencatat 13 titik jalan yang longsor dan rusak parah.
Ia langsung meminta dinas terkait agar dapat menginventarisir persoalan yang dicatatnya tadi.
Kunjungan kerja Plt Gubernur kali ini terasa agak spesial. Sebab turut serta 18 SKPA agar dapat melihat langsung persoalan di lapangan.