Tabligh Akbar di Dayah Abu Krueng Kalee, UAS: Jin Sudah ‘Kalah Tender' di Zaman Nabi Sulaiman

UAS menyampaikan ceramah tentang refleksi Isra Mikraj, persitiwa bersejarah perjalanan Nabi Muhammad naik ke sidratul muntaha.

Penulis: Subur Dani | Editor: Taufik Hidayat
For serambinews.com
Ustaz Abdul Somad isi ceramah di Dayah Darul Ihsan, Abu Hasan Krueng Kalee, Gampong Siem, Darussalam, Aceh Besar, Rabu (3/4/2019). 

Laporan Subur Dani |  Aceh Besar  

SERAMBINEWS.COM, JANTHO - Ribuan masyarakat Aceh Besar dan sekitarnya menghadiri tabligh akbar Isra Mikraj Nabi Muhammad 1440 Hijriyah yang diisi Ustaz H Abdul Somad Lc MA atau yang akrab disapa UAS, di Dayah Darul Ihsan Abu Hasan Krueng Kalee, Gampong Siem, Darussalam, Rabu (3/4/2019).

Musannif selaku ketua yayasan Darul Ihsan Abu Hasan Krueng Kalee mengucapkan ribuan terima kasih kepada UAS yang sudah bersedia hadir ke dayah Darul Ihsan. "Bagi kami, UAS adalah oase di tahun- tahun politik ini," katanya, seperti dikutip dari siaran pers yang diterima Serambinews.com, Kamis (4/4/2019).

Dalam kesempatan itu, UAS menyampaikan ceramah tentang refleksi Isra Mikraj, persitiwa bersejarah perjalanan Nabi Muhammad naik ke sidratul muntaha.

Perjalanan tersebut merupakan salah satu peristiwa penting bagi umat Islam.

Karena pada peristiwa inilah Nabi Muhammad mendapat perintah untuk menunaikan shalat lima waktu sehari semalam.

"Saat ini, manusia itu kerap merasa paling canggih dan sombong, terutama dengan perkembangan teknologi mutahir," kata UAS.

Perkembangan teknologi memang telah membuat manusia seperti tak terhalang lagi oleh jarak dan waktu.

Jika dulu orang ingin berkirim pesan membutuhkan waktu berhari-hari, saat ini hanya butuh beberapa detik saja.

Baca: Israk Mikraj Bukti Kebesaran Allah

Baca: Israk Mikraj Perjalanan Penuh Misteri

Tapi sesungguhnya, kecanggihan sudah lebih dulu terjadi pada zaman nabi.

"Masjidil Haram, Mekkah, ke Masjidil Aqsha dan naik Sidratul Muntaha tidak sampai sepertiga malam," kata UAS.

"Bukan mengirim surat atau foto, tapi mengirim Nabi Muhammad SAW. Mana yang lebih hebat, 2019 atau di zaman nabi?," katanya lagi.

Meski begitu, kata UAS, tetap saja masih ada orang yang tidak percaya. Abu Jahal dan Abu Lahab di antaranya.

Mereka bahkan mengolok-olok nabi Muhammad. Mereka meminta Nabi untuk mengangkat kakinya sebelah, lalu meminta mengangkat sebelah lagi.

"Dan tentunya tidak bisa. Mereka tertawa terbahak-bahak. Bagaimana bisa terbang ke Masjidil Aqsha. Mereka kafir (ingkar). Mereka tak percaya pada Isra Mikraj," kata UAS.

Mengapa mereka tak percaya? "Jawabannya karena mereka tak bisa membaca. Padahal mereka bisa mendapatkan dalam Alquran tentang Nabi Sulaiman," ujar UAS.

Baca: VIDEO - Ribuan Masyarakat Hadiri Tabligh Akbar UAS di Aceh Tenggara

Baca: Ustaz Abdul Somad akan Jadi Khatib Jumat di Masjid Agung Islamic Center Lhokseumawe

Alquran memang telah menggambarkan seorang manusia yang mempunyai ilmu dari alkitab mampu memindahkan singgasana Ratu Balqish, penguasa Saba di Yaman, hanya dalam satu kedipan mata, ke Palestina.

Bahkan, kemampuannya itu mengalahkan kemampuan yang dimiliki ifrit (pengikut Nabi Sulaiman dari golongan Jin) yang hanya mampu memindahkan singgasana itu dalam waktu beberapa detik.

"Sekarang saya tanya, apakah ada titipan kilat saat ini yang bisa bawa kursi dalam waktu lima detik? Tapi di zaman dulu, bahkan sudah ada yang lebih cepat lagi dari jin ifrit. Ada seorang laki-laki, dia manusia, Ashif Barkhiya namanya. Dia bahkan bisa membawa kursi dari Yaman ke Palestina, sebelum mata Nabi Sulaiman berkedip," kata UAS.

Tapi refleksi Isra Mikraj dewasa ini, kata UAS, masih menunjukkan banyaknya manusia berkawan dengan jin. 

"Padahal sudah berabat-abat umat Islam menang melawan jin. Buktinya jin kalah 'tender' melawan Ashif Barkhiya karena prinsip Nabi Sulaiman bahwa lebih cepat  lebih baik," katanya. 

UAS mengatakan, apa yang tertulis di Alquran itu sesungguhnya adalah pelajaran penting. 

"Kita akan maju jika kita kuasai ilmu pengetahuan. Dan sekarang terbukti, siapa yang tercepat, itulah yang menang," katanya.

Karena itu, kata UAS, jika umat Islam ingin dapat bersaing di dunia global, maka harus cepat. "Pelayanan cepat, cermat, tidak bertele-tele," katanya.

"Ikan sepat ikan, ikan gabus. Lebih cepat, lebih bagus," kata UAS lagi sambil berpantun.(*)

Baca: Nasib Irwandi Ditentukan Senin

Baca: Prabowo Tak Jadi Datang ke Medan Karena Helikopter Tidak Dapat Izin Mendarat, Ini Kata Gerindra

Baca: Sore Ini Zikir Akbar di Masjid Al Hikmah Cunda, Masyarakat Silakan Hadir

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved