Setelah 5 Bulan di RSUZA, Pasien Kanker Paru Diboyong ke Jakarta, Haji Uma Bantu Biaya Pendampingan
Haji Uma menanggung biaya pendampingan, di antaranya sewa rumah singgah dan biaya hidup pendamping pasien, selama di Jakarta.
Penulis: Zainal Arifin M Nur | Editor: Zaenal
Manghfirah (30), istri Najmuddin bercerita, suaminya mulai sakit-sakitan sejak masih berada di Malaysia, pertengahan 2018 lalu.
Di Malaysia, Najmuddin bekerja sebagai tukang masak pada warung nasi goreng di Johor Bahru.
“Awalnya saat datang ke klinik, dokter mengatakan Abang (Najmuddin) hanya sakit asam urat. Tapi karena setelah tiga bulan tidak kunjung sembuh, akhirnya beliau pulang dan berobat di Aceh,” ujarnya.
Setiba di Aceh, bulan November 2018, Najmuddin dibawa ke RSUD Tgk Chik Ditiro Sigli, Pidie.
Dari dokter di rumah sakit Sigli inilah kami tahu bahwa Abang mengindap tumor paru,” ujar Maghfirah.
Satu minggu di RSUD Sigli, Najmuddin kemudian dirujuk ke RSUDZA Banda Aceh.
“Praktis kami sudah lima bulan dirawat di sini (RSUDZA). Sudah beberapa kali ke luar masuk rumah sakit,” cerita Maghfirah kepada Haji Uma.
Baca: Suara untuk Haji Uma Tembus Tiga Ratus Ribu
Baca: Pesona ‘Haji Uma’
Setelah mendengar riwayat pasien, Haji Uma terlihat mengambil telepon dan menghubungi seseorang yang menurutnya adalah pengawas rumah sakit itu.
Dalam pembicaraan itu, Haji Uma meminta kepada pihak RSUDZA agar dapat segera merujuk pasien tersebut ke Jakarta.
Haji Uma menyatakan keprihatinannya terhadap kondisi pasien yang kondisi terus memburuk.
Hasil scan juga menunjukkan tumor di paru pasien juga semakin membesar.
“Ini tidak mungkin lagi ditunggu, harus segera ada tindakan untuk merujuk pasien ke Jakarta. Insya Allah tim saya di Jakarta akan menjemput dan memfasilitasi keperluan pasien dan pendamping selama berada di Jakarta, seperti rumah singgah dan biaya makan,” ujar Haji Uma.

Haji Uma juga memerintahkan stafnya untuk mengawal proses penerbitan rujukan dan pemberangkatan pasien dari Banda Aceh ke Jakarta.
Kepada Serambinews.com, Haji Uma mengatakan, dirinya datang ke rumah sakit setelah mendapat pengaduan dari Bukhari, abang dari Najmuddin.
Keluarga kurang mampu dari pedalaman Pidie ini mengaku bingung dan meminta bantuan dari Haji Uma, karena sudah lima bulan seperti tidak ada solusi terhadap kondisi penyakit yang diderita adiknya.