Setelah 5 Bulan di RSUZA, Pasien Kanker Paru Diboyong ke Jakarta, Haji Uma Bantu Biaya Pendampingan

Haji Uma menanggung biaya pendampingan, di antaranya sewa rumah singgah dan biaya hidup pendamping pasien, selama di Jakarta.

Penulis: Zainal Arifin M Nur | Editor: Zaenal
SERAMBINEWS.COM/Hand Over
Kolase foto, Najmuddin, pasien kanker paru-paru asal Reubee, Delima, Pidie, saat berada di Bandara Sultan Iskandar Muda Blangbintang Aceh Besar, dan ketika berada di rumah singgah di Slipi, Jakarta Barat, Kamis (25/4/2019). 

“Kami berharap, Haji Uma bisa memberikan solusi kepada kami. Alhamdulillah, beliau sudah membuka jalan kepada kami untuk membawa Najmuddin berobat ke Jakarta. Mudah-mudahan ikhtiar ini mendapat keberkahan dari Allah,” ungkap Bukhari.

Sekilas Tentang Kanker Paru-paru

Dikutip dari Wikipedia.org, kanker paru-paru merupakan penyakit dengan ciri khas adanya pertumbuhan sel yang tidak terkontrol pada jaringan paru-paru.

Bila tidak dirawat, pertumbuhan sel ini dapat menyebar ke luar dari paru-paru melalui suatu proses yang disebut metastasis ke jaringan yang terdekat atau bagian tubuh yang lainnya.

Sebagian besar kanker yang mulai di paru-paru, yang dikenal sebagai kanker paru primer, adalah karsinoma yang berasal dari sel epitelium. Jenis kanker paru yang utama adalah SCLC (kanker paru sel kecil), atau disebut juga kanker sel gandum, dan NSCLC (kanker paru non-sel-kecil).

Gejala paling umum adalah batuk (termasuk batuk darah), berat badan turun, dan sesak napas.

Penyebab paling umum kanker paru adalah paparan dalam jangka waktu yang lama terhadap asap tembakau, faktor genetik, gas radon, dan polusi udara, termasuk asap rokok pasif.

Kanker paru dapat dilihat melalui foto rontgen dada dan tomografi komputer (CT scan).

Diagnosis dapat dipastikan dengan biopsi yang biasanya dilakukan melalui prosedur bronkoskopi atau dipandu dengan CT.

Perawatan dan hasil dalam jangka panjang tergantung pada tipe kanker, stadium (tingkat penyebaran), dan keadaan kesehatan pasien secara keseluruhan, diukur berdasarkan kondisi umum.

Untuk kasus Najmuddin, keluarga menduga jangkitan kanker paru ini disebabkan oleh paparan asap saat memasak nasi goreng, dalam jangka waktu lama.

Selama bekerja sebagai tukang masak nasi goreng, Najmuddin tidak menggunakan masker untuk menyaring udara yang masuk melalui hidungnya.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved