Blue Bird di Seputaran Danau Lut Tawar Terancam Punah, Diperkirakan Hanya Tinggal Enam Ekor Lagi
Mulai berkurangnya satwa tergolong langka ini, disinyalir karena maraknya perburuan burung liar menggunakan senapan angin.
Penulis: Mahyadi | Editor: Zaenal
Blue Bird di Seputaran Danau Lut Tawar Terancam Punah, Diperkirakan Hanya Tinggal Enam Ekor Lagi
Laporan Mahyadi | Aceh Tengah
SERAMBINEWS.COM, TAKENGON - Spesies burung liar jenis blue bird atau dalam bahasa lokal disebut dengan burung ketibung yang hidup di seputaran Danau Lut Tawar, Kota Takengon, Kabupaten Aceh Tengah, terancam punah.
Mulai berkurangnya satwa tergolong langka ini, disinyalir karena maraknya perburuan burung liar menggunakan senapan angin.
Hal itu, dikemukakan salah seorang pemerhati lingkungan, Abrar Syarif kepada Serambinews.com, Jumat (26/4/2019).
Menurut Abrar Syarif, hasil pantauan pihaknya, selama satu tahun terakhir, populasi burung blue bird hanya tersisa sekitar enam ekor.
“Biasa burung ini, bisa dijumpai di sepanjang kawasan Kampung Mendale, sampai Kampung Kelitu yang notabene masih seputaran Danau Lut Tawar,” kata Abrar Syarif.
Baca: Menyusuri Riak Danau Lut Tawar
Baca: Lobster Air Tawar Ganggu Habitat Ikan Endemik Danau Lut Tawar

Disebutkan, burung langka jenis blue bird tergolong sulit berkembang biak karena habitatnya telah diganggu oleh manusia dengan cara diburu.
“Sudah bisa dipastikan, apabila kondisi terus berlanjut, satwa langka yang hidup di seputaran danau terancam punah. Sekarang aja, populasinya mulai sedikit,” jelasnya.
Menurut Abrar Syarif, jauh-jauh hari pihaknya telah mensosialisasikan serta mengkampanyekan agar para pemburu burung liar tidak memburu satwa langka yang hidup di seputaran Danau Lut Tawar, agar kelestariannya tetap terjaga.
“Sayangnya, upaya yang kami lakukan tidak mengurangi perburuan burung langka ini. Bahkan sampai sekarang masih tetap berlanjut,” keluhnya.
Sebagai bukti, lanjut Abrar Syarif, beberapa hari lalu, pihaknya menemukan seekor burung blue bird yang mati karena tertembak senapan angin pemburu.
Namun burung tersebut, dibiarkan mati dan tidak dipungut oleh pemburu.
“Harapan kami, mari kita lindungi satwa langka ini, bersama-sama. Jadi, harus menjadi tanggung jawab bersama dalam menjaga kelestariannya,” pungkas Abrar Syarif.
Baca: Warga Aceh Tengah Tangkap 4 Remaja Diduga Pencuri Sepeda Motor, Seorang di Antaranya Perempuan
Baca: Jang-Ko Desak Plt Gubernur Aceh Juga Tolak Izin PT Linge Mineral di Aceh Tengah
Sebelumnya, hal serupa juga pernah disampaikan oleh Win Ruhdi Bathin, salah seorang penggiat lingkungan di Kota Takengon.