Reformasi 21 Mei 1998: Saat 14 Menteri Menolak 'Trik Menyelamatkan' Soeharto

Rencana Soeharto untuk membuat Kabinet Reformasi pun pupus. Dia merasa tidak ada jalan lain yang dapat ditempuh.

Editor: Fatimah
commons.wikimedia.org
Saat 14 menteri ‘menolak’ menyelamatkan Soeharto. 

"Isu tersebut tidak benar. Presiden yang sedang menghadapi permasalahan multikompleks tidak mungkin saya tinggalkan. Saya bukan pengecut," demikian jawaban Habibie kepada Fuad Bawazier.

Soeharto terpukul

Kompas menulis bahwa laporan tertulis 14 menteri itu baru diterima Soeharto sekitar pukul 20.00 WIB. Soeharto menerimanya dari tangan ajudan, Kolonel Sumardjono.

Saat menerima surat itu, Soeharto langsung masuk ke kamar di kediamannya, Jalan Cendana Nomor 8, Jakarta Pusat.

Soeharto digambarkan begitu kecewa saat membaca surat itu. Soeharto merasa ditinggalkan, karena dari 14 nama menteri itu, ada juga orang-orang dekatnya.

Baca: Dua Lagi Pesawat Tempur Prancis Tinggalkan Aceh

Kompas menulisnya sebagai "orang-orang yang dianggap telah 'diselamatkan' Soeharto".

Surat itu juga membuat Soeharto semakin terpukul, karena dalam alinea pertama tertulis bahwa 14 menteri itu tidak hanya menolak masuk Kabinet Reformasi.

Mereka bahkan secara implisit meminta Soeharto untuk mundur.

Baca: VIDEO - Kadiskes Bireuen Pantau Kesiagaan Puskesmas Peusangan Jelang Mudik Lebaran

Rencana Soeharto untuk membuat Kabinet Reformasi pun pupus. Dia merasa tidak ada jalan lain yang dapat ditempuh.

Malam itu, Soeharto pun meyakinkan diri untuk mundur esok harinya, pada 21 Mei 1998. (Bayu Galih)

Artikel ini tayang pada Intisari Online dengan judul : Reformasi 21 Mei 1998: Saat 14 Menteri Menolak ' Trik Menyelamatkan' Soeharto

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved