Tiga Nelayan Aceh Sudah Dua Bulan Menghilang, Anggota DPRA Minta Dinsos dan Baitul Mal Turun Tangan
Sejak Ibnu Hajar dilaporkan hilang dua bulan lalu, Rahmawati bersama keempat anaknya hidup terlunta.
Penulis: Zainal Arifin M Nur | Editor: Zaenal
Asrizal juga mendesak Dinsos, Basarnas, dan Panglima Laot, agar terus mengupdate upaya pencarian ketiga nelayan tersebut.
“Dari berita yang saya baca, saya optimis ketiga nelayan itu masih hidup dan diselamatkan oleh nelayan negara lain,” ujarnya.
Seperti diberitakan sebelumnya sejak dilaporkan hilang tanggal 18 Maret 2019 hingga kini tiga nelayan tersebut belum juga ditemukan.
Dua Bulan Hilang Setelah Melaut, Rahmawati: Suamiku Pulanglah, Anakmu Menunggu di Sini
Telepon dari Maladewa
Diberitakan sebelumnya, Wakil Sekjen Panglima Laot Aceh, Miftah Cut Adek yang ditanyai Serambinews.com, Senin (13/5/2019) mengatakan, ketiga nelayan yang dilaporkan hilang dan putus kontak itu berangkat dari Dermaga Teupin Ulee Lheue, menggunakan Kapal Motor (KM) Mata Ranjau-03 untuk mencari ikan di laut lepas.
Dari ketiganya, seorang nelayan diketahui bernama Dendy, sebagai pawang KM Mata Ranjau.
Lalu, dua rekannya yang satu orang biasa dipanggil Ngoh (Ibnu Hajar), dan seorang lain yang tidak diketahui namanya.
Menurut Miftah, sejauh ini Panglima Laot Aceh telah berkoordinasi dengan sejumlah pihak, mulai dari para Duta Besar RI di luar negeri serta para nelayan yang aktif melaut serta para pihak lainnya di Pemerintah Aceh, termasuk Basarnas Kantor Banda Aceh.
Miftah menerangkan, beberapa hari setelah tiga nelayan itu tak kunjung kembali dari melaut, dia menerima informasi ada masuk nomor telepon yang berasal dari Maladewa atau Maldives ke seorang nelayan Ulee Lheue.
Selanjutnya, kata Miftah, nomor telepon yang masuk tersebut dicek ke Basarnas dan diketahui nomor tersebut berasal dari Maladewa, yang merupakan sebuah negara di sebelah selatan-barat daya India atau sekitar 700 kilometer sebelah barat daya Sri Lanka.
“Tapi, setelah kami hubungi kembali nomor telepon itu sudah tidak tersambung dan sampai hari ini nomor yang sempat masuk ke nelayan Uleelheue itu sudah tidak menelepon ulang,” ungkap Miftah.
Wakil Sekjen Panglima Laot Aceh ini memperkirakan saat terdampar ketiga nelayan itu diselamatkan oleh kapal yang melintas atau terdampar di sebuah pulau yang tidak ada sambungan komunikasinya, sehingga keberadaan ketiga nelayan asal Uleelheue itu masih misterius.
"Intinya, hingga kini, keberadaan ketiga nelayan itu belum diketahui dan kami berharap ketiganya selamat dan tidak terjadi apa-apa dengan mereka," ungkap Miftah.(*)