7 Fakta Ketegangan Amerika dan Iran, dari Penembakan Drone Hingga AS Diejek Keterbelakangan Mental
Tensi makin tinggi saat presiden AS Donald Trump memberikan sanksi bagi petinggi Garda Revolusi Iran.
Selain itu, presiden berusia 73 tahun itu juga memberikan sanksi kepada Menteri Luar Negeri Mohammed Javad Zarif serta komandan Garda Revolusi.
Trump awalnya menyatakan, sanksi tersebut dijatuhkan sebagai balasan setelah drone mereka ditembak jatuh.
Namun Trump meralat dan berujar sanksi muncul karena berbagai perkembangan yang ada.
Teheran kemudian merespons dengan melontarkan kecaman serta menyatakan Washington telah "menutup pintu diplomasi" karena menjatuhkan sanksi bagi petinggi mereka.
Baca: Klaim Kekuatan Militernya Terkuat di Dunia, Trump: Melawan Iran Tidak Akan Berlangsung Lama
Baca: Presiden Iran: Sanksi Amerika Serikat kepada Ayatollah Ali Khamenei Tidak Berguna
4. "Islam Melarang Kami Memproduksi Senjata Nuklir"
Trump selalu mengatakan, target utama mereka dalam memberikan tekanan dan sanksi kepada Iran supaya rival Israel itu tidak berhasil memperoleh senjata nuklir.
Menteri Luar Negeri Iran Mohammed Javad Zarif kemudian merespon dengan menegaskan negara mereka tidak ingin mengembangkan nuklir untuk dijadikan senjata.
Zarif menjelaskan mereka tidak ingin mengembangkan senjata nuklir karena dilarang dalam Islam.
5. Pemimpin Tertinggi Iran Ogah Berunding dengan AS
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei tampil di hadapan publik setelah dirinya disanksi oleh AS dan menyatakan negaranya tidak akan tunduk pada apa pun.
Dalam pidato di hadapan rakyat Teheran, pemimpin berusia 80 tahun itu menuturkan tekanan yang diberikan Washington kepada mereka tidak memberi pengaruh.
Dia menegaskan Iran tidak akan tunduk terhadap tekanan itu. "Iran mencari martabat, kemerdekaan, dan kemajuan. Jadi tekanan dari musuh kejam ini tak berpengaruh," tutur dia.
6. Ejekan Presiden Iran kepada Trump
Presiden Iran Hassan Rouhani melontarkan kecaman serta ejekan kepada Presiden Trump setelah Gedung Putih mengumumkan sanksi kepada sejumlah pejabat seniornya.
Rouhani mengatakan, AS melakukan kebohongan ketika menawarkan perundingan.