Luar Negeri

Rudal AS dan Peluru Artileri China Ditemukan di Libya, Digunakan Tentara yang Ingin Rebut Tripoli

Tumpukan rudal anti-tank FGM-148 Javelin buatan AS ditemukan di markas Tentara Nasional Libya ( LNA), pasukan di bawah Jenderal Khalifa Haftar

Editor: Muhammad Hadi
(AFP PHOTO)
Temuan rudal FGM-148 Javelin buatan AS di markas pasukan militer LNA di Gharyan, Libya. 

Senjata-senjata tersebut termasuk di antaranya, kendaraan anti-ranjau, rudal TOW, dan senapan.

Saat AS mengumumkan penyelidikan atas penyitaan Libya, pasukan Jenderal Haftar melancarkan serangan udara terhadap kota Gahryan pada Jumat (28/6/2019) malam dalam jarak yang sangat dekat dari Tripoli, sekitar 100 kilometer ke utara.(*)

Baca: Dewan Keamanan PBB Perpanjang Embargo Senjata ke Libya hingga Satu Tahun ke Depan

Misil dan Drone China di Libya

Sebelumnya para pakar PBB sedang menyelidiki serangan rudal di Libya bulan lalu yang diduga melibatkan rudal dan drone buatan China.

Panel ahli telah melapor kepada Dewan Keamanan PBB bahwa mereka telah memeriksa foto-foto puing-puing dan mengidentifikasi adanya rudal udara-ke-permukaan Blue Arrow buatan China. Demikian menurut AFP.

Serangan mematikan di pinggiran selatan Tripoli telah menewaskan sedikitnya 227 orang dan melukai lebih dari 1.000 orang, menurut data PBB.

Serangan ini ketika pasukan yang setia pada Tentara Nasional Libya (LNA) yang dipimpin Jenderal Khalifa Haftar, berusaha merebut ibu kota dari pemerintah yang diakui internasional, GNA.

Baca: Gagal Bujuk Turki, AS Kini Peringatkan India untuk Tak Beli Rudal S-400 Dari Rusia

Perangkat pesawat nirawak Wing Loong II buatan China yang disebut telah digunakan dalam konflik di Libya.
Perangkat pesawat nirawak Wing Loong II buatan China yang disebut telah digunakan dalam konflik di Libya. ((SCMP / XINHUA))

Namun panel ahli PBB juga hampir pasti bahwa rudal-rudal tersebut tidak secara langsung dipasok oleh pabrikan di China ke Libya.

Karenanya, mereka telah meminta informasi dari Beijing untuk mengidentifikasi pemasok yang sebenarnya.

Panel ahli PBB juga menyelidiki penggunaan pesawat tak berawak buatan China dan kemungkinan adanya peran dari Uni Emirat Arab dalam misi mematikan yang dilancarkan LNA, di bawah kepemimpinan Haftar.

"Kemungkinan penggunaan variasi perangkat udara tak berawak (UAV) Wing Loong oleh LNA maupun pihak ketiga yang mendukung pasukan tersebut sedang diselidiki," tulis laporan panel ahli PBB yang dikirimkan ke Dewan Keamanan PBB.

Baca: Pendapat Ahli Hukum Internasional London soal Sengketa Pilpres Mau Dibawa ke Mahkamah Internasional

Wing Loong merupakan perangkat drone udara yang dikembangkan oleh Chengdu Aircraft Industry Group (CAIG) yang berbasis di China.

Drone tersebut memiliki daya tahan lama dan mampu terbang pada ketinggian sedang.

"Penggunaan drone tersebut kemungkinan merupakan bentuk ketidakpatuhan terhadap embargo senjata yang terjadi baru-baru ini, karena perangkat dan sistem senjata yang dilaporkan belum diidentifikasi di Libya sebelumnya," kata panel ahli PBB.

Penggunaan perangkat drone tersebut sekaligus memunculkan dugaan akan keterlibatan UEA dalam konflik di Libya.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved