Jurnalisme Warga
Wisata Religi ke Makam Papan Tinggi Barus
Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), berada di pesisir barat Provinsi Sumatera Utara (Sumut)

Jika sudah sampai di makam ini, pengunjung akan diperlihatkan bagaimana keindahan hamparan Kota Tua Barus dengan panorama lautnya dan bisa melihat pemandangan perbukitan yang indah, anginnya pun sepoi-sepoi, membuat para pengunjung serasa di awan.
Para pengunjung pun tidak ingin melewatkan keindahan alam di situ. Berswafoto di atas bukit akan menambah deretan kebahagiaan pengunjung. Pemandangan sejuk dapat meredam hati yang galau, karena sangat cocok bagi generasi android yang doyan selfi.
Pemakaman pertama yang konon dianggap paling tua berada di sebuah bukit hijau nan terpencil. Makam ini berlatar belakang panorama Kota Barus dan Samudra Hindia di sisi barat yang berada pada ketinggian 200 meter di atas permukaan laut. Badan bukit menuju makam cukup terjal, memiliki kemiringan hingga 45 derajat, cukup sulit untuk didaki. Akses dari 700 anak tangga sepanjang 225 meter tidak mampu mengurangi rasa lelah peziarah untuk mencapai puncaknya.
Penamaan Papan Tinggi untuk pemakaman ini disebabkan dahulu bukit ini merupakan daerah pengambilan kayu oleh masyarakat yang akan dijadikan bilah-bilah papan. Sejak hadirnya sebuah pemakaman, maka tempat ini dinamakan Makam Papan Tinggi.
Makam Papan Tinggi merupakan kompleks pemakaman Islam tertua. Tokoh penyebar Islam pertama di Sumut yang dimakamkan di Makam Papan Tinggi ialah Syekh Mahmud, berasal dari Hadral Maut (Yaman). Beliau wafat diperikirakan antara tahun 34 H sampai 44 H. Syekh Mahmud ialah putra dari syekh Abdurrahman bin Muadz bin Jabal.
Makam Papan Tinggi memiliki panjang tujuh meter, dengan batu nisan putih setinggi 1,5 meter, berukir aksara Persia dan Arab kuno. Salah satu ukiran batu pada nisan makam Syekh Mahmud yang ialah, “Fa kullu syai’un halikun illa Wajhullah” yang berarti, “Maka segala sesuatunya akan hancur kecuali Zat Allah.”
Mengenai tahun kedatangan Syaikh Mahmud ke Barus belum diketahui secara pasti. Namun, melihat corak nisan makam dan jenis kaligrafi yang tertulis, serta unsur arkeologis lainnya, diperkirakan Syaikh Mahmud hadir di Barus sejak abad ke-7 sampai abad ke-9 Masehi.
Kedatangan Syaikh Mahmud di Barus untuk menyebarkan ajaran Islam, lokasi pertamanya di Tapanuli. Alhamdulillah, dakwah Syaikh Mahmud berhasil menyentuh tokoh etnis Batak, Raja Guru Marsakkot yang akhirnya memeluk Islam.