Fenomena Matahari Tepat di Atas Ka'bah, Begini Cara Cek Ulang Arah Kiblat
UNTUK kali kedua pada tahun ini, matahari tepat berada di atas Ka'bah, di Makkah, Arab Saudi. Tepatnya, pada Selasa (16/7/2019) siang waktu setempat
PENJELASAN TEKNIS
SEMUA karena pergerakan semu matahari dari waktu ke waktu.
Dalam setahun, matahari akan bergerak dari posisi 23,5º Lintang Selatan (LS) ke 23,5º Lintang Utara (LU) lalu kembali lagi.
Akibat gerakan itu, akan ada waktu matahari pada waktu tertentu berada tepat di atas lokasi tertentu dalam jalur lintasannya.
Salah satu lokasi yang tepat dilintasi pergerakan semu matahari ini adalah Kabah. Lokasi Ka'bah adalah 21º 25' 21" LU dan 39º 49' 34" Bujur Timur (BT).
Mengecek dan memastikan arah kiblat diperlukan bagi umat Islam yang dalam pelaksanaan ibadah shalat, yang dalam sehari ada lima kali shalat wajib.
Baca: Turki Abaikan Tekanan AS dan NATO, Rudal S-400 yang Dikirim Rusia Tiba di Dekat Ibu Kota Ankara
Sebelum mengarah ke Ka'bah di Makkah, kiblat shalat umat Islam pernah pada suatu masa adalah Baitul Maqdis atau Masjidil Aqsa di Jerusalem, Palestina.
Kiblat berubah mengarah ke Ka'bah terjadi pada 624 M seusai peristiwa Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW.
Ketepatan arah kiblat dari derajat lintang dan bujurnya memang tak eksplisit disebut di Al Quran.
Perintah yang ada, siapa saja yang hendak shalat diminta menghadapkan muka ke arah ke arah Masjidil Haram.
Meski begitu, perkembangan sains pun mendapati, pergeseran setiap satu derajat arah bisa menyimpangkan ujung tujuan hadap sampai lebih dari seratus kilometer.
Baca: Unggah Foto Sambil Pegang Kulit Ular Raksasa, Begini Penjelasan Ustaz Abdul Somad (UAS)
Bagi yang berminat mempelajari cara hitung jarak dalam kilometer dari informasi lintang dan bujur, bisa antara lain mempelajarinya di video berikut ini:
Dalam sejarah Islam di Indonesia, salah satu pelaku yang mengoreksi arah kiblat pada era teknologi belum semaju sekarang adalah KH Ahmad Dahlan.
Pendiri organisasi Muhammadiyah ini memelopori upaya mengoreksi arah kiblat Masjid Gedhe Kauman di Yogyakarta pada 1898, dimulai dari langgar keluarganya.
Selain memanfaatkan posisi matahari yang sedang berada tepat di atas Ka'bah, perhitungan arah kiblat dapat dilakukan menggunakan beberapa cara lain, termasuk memakai rasi bintang dan alat bantu seperti kompas.