Pejabat Non-Muslim Unima Sulawesi Utara Dukung Kafilah ke MTQMN di Unsyiah, Mengaku Pertama ke Aceh

Kafilah ini tergolong unik, karena rombongan mereka bukan hanya berisi orang-orang muslim. Tapi, turut hadir pula pejabat universitas yang nonmuslim

Penulis: Jamaluddin | Editor: Muhammad Hadi

Untuk itu, mereka sangat menghormati nilai-nilai kearifan masyarakat Aceh.

Prof Herry mengatakan, meski mereka nonmuslim namun tetap semangat untuk memotivasi mahasiswanya agar tampil maksimal pada MTQMN tahun ini.

Ia juga bercerita bagaimana kampusnya benar-benar serius untuk mengikutsertakan mahasiswanya pada even tingkat nasional dua tahunan ini.

Buktinya, mahasiswa yang dibawa MTQMN itu merupakan yang terbaik dari hasil seleksi ketat yang dimulai di tingkat fakultas. 

“Jadi. yang tampil di sini benar-benar mahasiswa kami yang terpilih,” ungkap Prof Herry.

Baca: Tanggapi Pantai Mantak Tari Ditutup, Dewan Desak Pemkab Pidie Usulkan Raqan Wisata

Jika mengacu pada jumlah anggota kafilah, sambung Prof Herry, pihaknya sadar jika kafilah Unima Sulut tidak akan mungkin tampil sebagai juara umum.

Karena itu, tambahnya, mereka datang dengan semangat yang lebih istimewa yaitu menyambung tali persaudaraan dengan kafilah lain.

“Kami datang jauh dari Manado untuk menyebarkan semangat silaturahmi,” ucap Prof Herry penuh semangat.

Sementara Ketua Kafilah Unima, Dr Mardan Umar MPd yang merupakan satu-satunya pejabat Unima yang muslim dalam kafilah itu menyebutkan, jumlah mahasiswa muslim di universitas itu hanya sekitar 1.000 orang dari total 20.000 mahasiswa.

Baca: Tarian Kolosal Pikat Massa, Pembukaan MTQMN di Unsyiah Meriah

Namun, menurutnya, semangat toleransi antaragama di kampus itu terjalin dengan begitu kuat.

Dalam interaksi sosial sehari-hari, mahasiswa dan keluarga besar Unima juga tidak terlalu mempermasalahkan latar belakang agamanya.

Dukungan penuh rektorat terhadap kafilah Unima Sulut, tambah Mardan, sebenarnya adalah bukti nyata bahwa nilai-nilai toleransi terjalin baik di kampus tersebut.

Mahasiswa benar-benar didorong untuk beprestasi dan tak peduli latar belakang agamanya. 

“Atas nama pendidikan, kampus akan selalu support,” pungkas Mardan Umar.(*)

Baca: Cerita Kafilah Universitas Borneo Tarakan Menuju MTQMN di Unsyiah, Butuh Dua Hari untuk Tiba di Aceh

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved