Kuliner Aceh
Duta Kuliner Aceh dan Filosofi Silaturahmi The Atjeh Connection
Menggunakan nama Aceh ditulis dalam ejaan lama "Atjeh," dilengkapi logo pria mengenakan "kopiah meukeutob" yang sangat khas Aceh.
Penulis: Fikar W Eda | Editor: Yusmadi
Sangat menikmati.
Keduanya bisa dengan mudah ditemui di The Atjeh Connection mana saja.
Keduanya, pribadi yang hangat dan akrab dengan siapa saja.
"Pekerjaan saya banyak waktu luangnya," kata Amir Faisal suatu ketika.
Ia adalah konsultan keuangan dan analis keuangan.
Agak sibuk diakhir tahun buku.
"Setelah itu, ya santai," katanya.
Pada mulanya kehadiran The Atjeh Connection Resto & Coffee adalah hobi untuk bersilaturahim dengan sahabat-sahabat sekaligus mempromosikan kuliner Aceh di Jakarta.
"Saya banyak teman. Kita saling bertemu dan berkomunikasi. Jadi ya sudah sekalian aja disediakan kulinernya, jadilah resto ini," katanya sambil senyum.
Berita lainnya
Baca: Santri MUQ Pagar Air Juarai MHQ Asean, Ini Profil Mereka
Baca: Dinsos Langsa Serahkan Seorang Lansia Telantar ke UPTD Dinsos Aceh
Baca: Ini Khatib Shalat Hari Raya Idul Adha di Masjid Agung Lhoksukon
The Atjeh Connection pertama hadir di Apartemen Slipi, Jakarta pada 2015.
Agar sajian kulinernya tidak alakadar, Amir Faisal yang memang punya cita rasa tinggi mengenai makanan, ia lalu mendatangkan koki Aceh yang hebat, dan -mendapat sambutan luar biasa.
Dari Slipi, The Atjeh Connection melebarkan sayap ke Jalan Gajah Mada, Jalan Sabang, kawasan bisnis SCBD, Surabaya Jawa Timur, dan di Jalan Benhill, Jakarta.
Filosofi The Atjeh Connection adalah "menghubungkan orang' atau dalam jargon Nokia, "the connecting people."
"Kami lebih sebagai ruang mempertemukan orang-orang, siapapun dia. Tentu dengan sajian kuliner, yang khas Aceh," kata Amir Faisal mengenai filosofi silaturrahmi itu.
Restoran ini memang menyajikan menu favorit sanger, kue adee, kopi gayo, mie aceh dan sebagainya.