Kuliner Aceh
Duta Kuliner Aceh dan Filosofi Silaturahmi The Atjeh Connection
Menggunakan nama Aceh ditulis dalam ejaan lama "Atjeh," dilengkapi logo pria mengenakan "kopiah meukeutob" yang sangat khas Aceh.
Penulis: Fikar W Eda | Editor: Yusmadi
Kopi Gayo dipetiknl angsung dari perkebunan milik The Atjeh Connection di Dataran Tinggi Gayo.
"Kebun tak begitu luas, lebih kurang 2,5 hektar," cerita Amir.
Semangat mengantarkan Aceh sampai ke meja makan, disuguhkan Amir dengan sangta sungguh-sungguh.
"Mereka yang sudah ke sini, akan kembali lagi. Kami ingin menjadi duta kuliner Aceh di ibu kota negara dan Jawa,” tuturnya.
Bukan hanya itu, The Atjeh Connection juga menyajikan menu yang relatif diterima oleh lidah semua pengunjung, seperti lontong sayur mama, kari kambing, nasi gurih/uduk dengan pelengkap rendang padang, sambal ganja dan lain-lain.
Lihat Juga:
Baca: Megawati Minta Jatah Menteri Cukup Banyak bagi PDIP, Pengamat Politik Sebut Jokowi Bisa Tak Nyaman
Baca: Telkomsel Adakan The NextDev Talent Scouting 2019, Ayo Daftarkan Startup Anda
Baca: Sisi Lain Mahdalena, First Lady Pidie, Mengasuh Bayi Sendiri, Beberkan Makanan Kesukaan Abusyik
The Atjeh Connection juga menawarkan ruang-ruangan untuk untuk pertemuan.
Di The Atjeh Connection Benhill, ada tiga ruangan dengan nama ruang Bali, Jawa, dan Aceh.
Pada pembukaan cabang selanjutnya, ruang-ruang diberi nama Sulawesi, Kalimantan, dan sebagainya.
“Pemberian nama-nama ruangan itu sebagai perekat ke-Indonesia-an ," tambah sang istri, Anita Amir Faisal.
Satu lagi, The Atjeh Connection juga mendirikan The Atjeh Connection Foundatioan, lembaga yang aktif terjun ke lokasi bencana gempa di Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Tengah, pembagian nasi kotak Jumat Berkah kepada kaum dhuafa, memfasilitasi pasien-pasien dari luar Jakarta yang berobat ke Jakarta, memberi beasiswa dan sebagainya.
"Kami ingin berbagai dalam bidang sosial, membantu sesama. Kehadiran kami tak sekedar sebuah restoran, melainkan juga berusaha berperan sosial," tambah Anita. (*)
