Sayembara Mahfud MD

Dirinya Dituding Anti Tauhid, Mahfud MD Beberkan Kronologinya hingga Tantang akan Berikan 10 Juta

Hal itu dibeberkan Mahfud MD saat menjadi narasumber di acara 'i News Sore' unggahan channel Youtube, Official iNews, Selasa (13/8/2019).

Editor: Amirullah
Channel Youtube Official iNews
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD membeberkan kronologi soal awal dirinya dituduh mengaitkan bendera tauhid dengan gerakan radikalisme. 

Dirinya Dituding Anti Tauhid, Mahfud MD Beberkan Kronologinya hingga Tantang akan Berikan 10 Juta

SERAMBINEWS.COM - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD membeberkan kronologi soal awal dirinya dituduh mengaitkan bendera Tauhid dengan gerakan radikalisme.

Hal itu dibeberkan Mahfud MD saat menjadi narasumber di acara 'i News Sore' unggahan channel Youtube, Official iNews, Selasa (13/8/2019).

Mahfud MD bercerita, awalnya dia baru datang dari Rusia.

Kemudian ia bertemu dengan sejumlah wartawan di kantornya di Jogja.

"Saya pulang dari Rusia, sesudah itu saya ke Denpasar, begitu saya di kantor di Jogja, ada empat wartawan atau lima, paling tidak empat wartawan."

"Ada wartawan Kumparan, Kedaulatan Rakyat, Tribun Jogja, Radar Jogja," kata Mahfud MD.

Baca: Samar Kilang Fun Rafting Diluncurkan, Jadi Olahraga Petualangan Andalan di Bener Meriah

Baca: Kembali Berulah, KKB Papua Sandera Satu Anggota Polisi, Korban Ditemukan Tewas

Mahfud MD lantas dimintai tanggapan soal viral pemuda keturunan Prancis-Indonesia, Enzo Allie yang bisa masuk Akademi Militer TNI.

Sedangkan di media sosial beberapa pihak menuding Enzo Allie merupakan seorang radikal.

"Pak gimana tentang Enzo Allie itu," ujar Mahfud MD menirukan pertanyaan wartawan kala itu.

"Loh kenapa, saya baru pulang dari Moscow dan baru Denpasar, tidak mendengar berita-berita apa."

Namun kala itu, Mahfud MD menjelaskan wartawan hanya bertanya padanya soal Enzo Allie yang dikaitkan dengan radikalisme.

Sedangkan, wartawan tidak menjelaskan bendera Tauhid yang dikibarkan Enzo Allie hingga viral di sosial media.

"Begini katanya, ini TNI menerima Enzo Allie di Akmil, ternyata ia diduga terpapar radikal."

"Tidak ada kata tauhid tidak ada kata apa. Saya juga tidak tahu kasusnya," terang Mahfud MD.

Mendengar pernyataan itu, Mahfud MD lantas menjawab bahwa TNI bisa saja kecolongan.

Baca: ‘Toke’ Ganja Simpan Sabu di Kandang, Ditangkap Saat Melintas Depan RSUD Teungku Peukan

"Kalau itu benar, bahwa ada radikal berarti kecolongan dong TNI, tetapi juga tertulis di berita itu," kata Mahfud MD.

Namun, Mahfud MD merasa ragu jika TNI kecolongan.

Pasalnya, sebelum masuk TNI seseorang akan diseleksi dengan ketat.

"Tapi saya sendiri ragu, TNI kecolongan, karena TNI itu ketat."

"Memasukkan orang itu, rekam jejak itu sejak dari keluarganya di kampung, gurunya, kakeknya, itu dijejak lebih dulu," terang Mahfud MD.

Menurutnya, keterangan tersebut sudah sesuai dengan berita yang terbit.

"Itu yang tertulis di berita, enggak ada yang nyebut-nyebut kalimat Tauhid," ungkapnya.

Namun, saat Mahfud MD hendak ke Singapura, beberapa orang mengatakan bahwa dirinya ramai diperbicangkan di sosial media.

Baca: Idul Adha 1440 H - Dilarang Puasa di Hari Tasyrik, Ini Amalan Lain yang Bisa Dilakukan

Baca: Imran Mahfudi Resmi Daftar Gugatan ‘Lawan’ Megawati Soekarnoputri

"Tetapi kemudian waktu saya mau Singapura, bertemu banyak orang, ditanya, Pak Mahfud Anda kok di medsos rame, katanya anti kalimat Tauhid" ujar Mahfud MD.

"Di mana?," tanya Mahfud MD kala itu.

Mendengar pertanyaan itu, Mahfud MD mengaku kaget.

Ia merasa hanya menjawab pertanyaan wartawan soal ada orang yang diduga terpapar radikal masuk TNI.

Mahfud MD menjelaskan, dirinya tak tahu menahu soal bendera Tauhid yang dibawa Enzo.

"Karena Enzo itu masuk Akmil membawa bendera Tauhid katanya harus dipecat."

"Loh saya endak tahu Enzo bawa bendera Tauhid atau apa."

"Saya hanya menjawab kalau TNI kecolongan, menerima orang radikal, atau terdindikasi terpapar radikal, ya kecolongan namanya, cuma bilang gitu ndak ada kaitannya dengan Tauhid," papar Mahfud MD.

Tak berhenti di sana, Mahfud MD mengaku kembali ditanya pertanyaan yang sama saat berpidato di Kedutaan Besar Republik Indonesia di Singapura.

Sehingga, ia dengan tegas menjawab bahwa ia tak mengaitkan bendera Tauhid dengan gerakan radikalisme.

Ia lantas membuat sayembara akan memberikan uang tunai senilai Rp 10 juta jika dapat membuktikkan bahwa dirinya pernah mengeluarkan statement soal bendera tauhid dengan gerakan radikal di Indonesia.

Mahfud MD mengatakan, dirinya yakin tak akan ada yang berani mengikuti sayembara.

"Enggak bakalan ada yang menang, enggak bakalan ada yang berani," kata Mahfud MD.

Pasalnya, Mahfud MD dengan tegas mengungkapkan bahwa dirinya tak pernah mengaitkan bendera Tauhid dengan gerakan radikal.

Enzo Zenz Allie, calon Taruna Akademi TNI keturunan Prancis, berbaris menuju tempat upacara pembukaan pendidikan dasar kemitraan Caprabhatar Akademi TNI-Akpol Tahun 2019 di Lapangan Sapta Marga, Akademi Militer, Magelang, Selasa (6/8). (Rendika F/Tribun Jogja)

"Karena saya menyatakan, saya itu tidak pernah mengaitkan bendera Tauhid Laillahaillalah Muhamadarasulullah itu sebagai bendera radikal."

"Ketika orang mengatakan itu radikal, saya tidak pernah mengatakan itu," tegasnya.

Sehingga, ia menantang pada setiap orang yang berani menunjukkan statement Mahfud MD soal bendera tauhid tersebut.

Baca: Beredar di WA Nama-nama Menteri Jokowi-Maruf Amin: Ada AHY, Fadli Zon dan Mahfud MD

Baik itu dari media rekam hingga media-media lainnya.

"Oleh sebab itu, saya tantang siapapun yang pernah merekam saya atau mendengar saya atau mencatat saya di berbagai tempat atau ada di cuitan saya."

"Bahwa radikalisme itu identik dengan kalimat Tauhid, siapapun yang bisa menunjukkan itu akan saya bayar setiap orang yang menemukan itu, Rp 10 juta," jelas Mahfud MD.

Demi membuktikkan bahwa dirinya tak pernah mengaitkan dua hal tersebut, Mahfud MD mengatakan bahwa di rumahnya terdapat sejumlah kalimat Tauhid.

"Saya meyakinkan diri tentang itu, karena saya memang tidak menganggap bahwa orang membawa bendera Tauhid itu radikal."

"Wong di rumah saya banyak kalimat Tauhid, di rumah saya ini, tanyakan saja pada reporter Anda ini di sebelah kiri saya ada kalimat Tauhid."

"Allahusomad, hanya Allah-lah tempat meminta. Itu lukisan Amri Yahya tahun 82. Saya pasang di ruang saya," ucap pakar tata hukum negara tersebut.

Mahfud MD kembali menegaskan, dirinya tak pernah mengaitkan bendera Tauhid dengan gerakan radikal meski beberapa orang menghubungkan dua hal tersebut.

"Jadi saya begini, saya tidak pernah mengatakan meskipun banyak yang mengaitkan bendera Laillahaillallah itu dengan radikalisme. Tapi saya tidak sendiri sependapat dengan itu," tutur Mahfud MD.

Mahfud MD mengatakan, bendera Tauhid itu suatu kebanggaan umat Muslim.

"Karena di masjid-masjid di rumah-rumah, kemudian di lukisan-lukisan."

"Bahkan saya punya juga ukiran batu dikasih mahasiswa itu juga kalimat tauhid. Ketika mahasiswa lulus ngasih itu dulu dah lama tahun 80-an itu masak dikatakan radikal."

"Itu kebanggaan sebagai umat Muslim kepada agamanya, kepada Tuhannya," paparnya.

Mahfud MD bahkan tidak takut akan memberikan 10 juta pada 1000 orang, jika dirinya benar-benar pernah mengeluarkan statement bendera tauhid berkaitan dengan radikalisme.

"Kalau ada 1.000 orang, masing-masing Rp 10 juta," tegasnya.

Lihat videonya:

(TribunWow.com/Mariah Gipty)

Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Mahfud MD Beberkan Kronologi Dirinya Dituding Anti Tauhid hingga Berani Tantang akan Berikan 10 Juta

Penulis: Mariah Gipty

Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas

Sumber: TribunWow.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved