Berita Bireuen
Mulut Kuala Raja Semakin Dangkal, Ini Harapan Nelayan
Mulut Kuala Raja, Jeumpa Bireuen sebagai areal keluar masuk bot nelayan di kawasan itu sejak setahun terakhir semakin dangkal.
Penulis: Yusmandin Idris | Editor: Yusmadi
Laporan Yusmandin Idris | Bireuen
SERAMBINEWS.COM, BIREUEN - Mulut Kuala Raja, Jeumpa Bireuen sebagai areal keluar masuk bot nelayan di kawasan itu sejak setahun terakhir semakin dangkal.
Sehingga, aktivitas para nelayan terganggu, boat terpaksa ditambat di tengah laut atau mulut kuala karena tidak bisa masuk ke dekat Tempat Pendaratan Ikan (TPI) setempat.
Melihat kondisi mulut kuala yang semakin dangkal, para nelayan mengharapkan pemerintah daerah atau dinas terkait untuk menambah tanggul atau jetty 100 meter lagi yang menjorok kelaut agar boat nelayan dapat merapat atau pulang pergi melaut.
Beberapa waktu lalu diakui nelayan telah dibangun jetty di mulut kuala sekitar 100 meter lebih namun belum memadai, perlu dibangun lain pada kedua sissi sepanjang 100 meter lagi.
Baca: Ratusan Alumni MAN 1 Sigli Gelar Kenduri dan Santuni Yatim, Ada yang sudah 26 Tahun tak Berjumpa
Baca: FIFGROUP melaksanakan progaram CSR Tebar Qurban Nusantara
Baca: Tim BPBD Bersama TNI dan Polri Pantau Titik Kebakaran Hutan dan Lahan di Aceh Barat
“Kami mengharapkan jetty ditambah 100 meter lagi menjorok ke laut untuk menahan pasir yang setiap saat menutup mulut kuala,” ujar M Nasir selaku Abu laot lhok setempat kepada Serambinews.com, Selasa (13/08/2019).
Kondisi mulut kuala saat ini sangat berbahaya bagi keselamatan para nelayan sebab saat boat hendak masuk sering kandas di pintu mulut kuala, seperti dialami sejumlah boat sejak dua minggu terakhir.
Satu unit mesin penyedot pasir bantuan Pemkab Bireuen dapat dipakai untuk mengatasi kedangkalan bagian tengah, sedangkan di mulut kuala tanggul sepanjang 100 meter lagi perlu ditambah untuk memudahkan boat
merapat.
Selain itu, nelayan mengharapkan dipasang satu lampu mercusuar di ujung tanggul penahan ombak untuk memudahkan para nelayan menandai saat pulang melaut.
Dikhawatirkan, apabila bangunan jetty tidak ditambah lagi, mulut kuala semakin dangkal dan para nelayan sudah
untuk keluar masuk mulut kuala. (*)