Jurnalisme Warga

Wisata Lebaran di Danau Aneuk Laot Sabang

Gradasi hijau zamrud warna laut, ragam ikan warna-warni, karang batik yang menarik hati hingga banyaknya bulu babi

Editor: bakri
zoom-inlihat foto Wisata Lebaran di Danau Aneuk Laot Sabang
IST
AYU ‘ULYA, Pengurus Bidang SDM Generasi Pesona Indonesia (GenPI) Aceh dan Anggota Forum Aceh Menulis (FAMe) Banda Aceh, melaporkan dari Kota Sabang

OLEH AYU ‘ULYA, Pengurus Bidang SDM Generasi Pesona Indonesia (GenPI) Aceh dan Anggota Forum Aceh Menulis (FAMe) Banda Aceh, melaporkan dari Kota Sabang

Sabang merupakan salah satu kota di Aceh yang identik dengan keindahan baharinya. Gradasi hijau zamrud warna laut, ragam ikan warna-warni, karang batik yang menarik hati hingga banyaknya bulu babi yang bertengger manja di bebatuan pesisir lautan dangkal menjadi cerminan keindahan Kota Sabang.

Namun, tak dapat dipungkiri dan tak boleh iri bahwa keindahan Kota Nol Kilometer Indonesia ini tidak berhenti di lingkup air asinnya saja. Sabang juga patut dikagumi karena keindahan wisata air tawarnya yang terdapat di Danau Aneuk Laot.

Danau Aneuk Laot merupakan pesona keindahan danau alami yang dimiliki Kota Sabang. Luas danau ini diperkirakan 1.500 x 250 m2 dengan kedalaman rata-rata 20 meter. Danau ini mampu menyediakan cadangan air baku sebesar 6.750.000.000 ton. Jika seluruh cadangan air Danau Aneuk Laot ini digalonkan, maka jumlah galon air tersebut mampu memenuhi seluruh daratan benua Asia. Ini merupakan potensi alam luar biasa yang dimiliki masyarakat Aceh, khususnya warga Sabang.  Tentu anugerah air bersih berlimpah ini selayaknya disyukuri, dikelola, dan dijaga bersama. Salah satunya adalah dengan tidak mencemari perairan Sabang dengan sampah selama berwisata.

Taman Putroe Ijo

Sehari sebelum Hari Raya Iduladha (10/8/2019), saya sekeluarga memutuskan untuk merayakan liburan dan Lebaran di Sabang. Awalnya saya sempat ragu untuk melakukan perjalanan wisata selama momen Hari Raya Idhuladha 1440 H. Namun, saya mendapatkan banyak arahan dan bantuan melalui rekan-rekan GenPI (Generasi Pesona Indonesia) Sabang. Alhasil, perjalanan wisata sekaligus Lebaran di salah satu pulau paling barat Indonesia ini berjalan lancar dan menggembirakan. Pasalnya, walau menjelang Lebaran ternyata kota wisata ini tetap aktif. Saat mengunjungi Tugu 0 Km Indonesia dan melakukan snorkeling di Pulau Rubiah, masih saya dapati sejumlah wisatawan Nusantara dan mancanegara yang melakukan kunjungan serupa. Beruntungnya, walau tak ramai, dalam momen mak meugang di Aceh ternyata beberapa toko makanan dan suvenir masih memberikan pelayanan selama kunjungan wisata. Akan tetapi, menjelang Lebaran, saat mengunjungi Taman Putroe Ijo yang terletak di bibir Danau Aneuk Laot ternyata restoran setempat kebetulan telah tutup. Beruntungnya, saya sekeluarga sudah mengantisipasi dengan membawa bekal makanan sendiri. Jadi, kami tetap dapat menikmati keindahan suasana taman di hari menjelang Lebaran.

Saat mengunjungi Taman Putroe Ijo, sejujurnya, untuk beberapa saat saya sempat lupa sedang berada di Sabang. Keindahan Danau Aneuk Laot yang di kelilingi hutan rimbun, angin sepoi-sepoi sejuk, kabut dingin yang bergantung di puncak bukit, serta ragam bunga indah yang bermekaran di sepanjang jalan setapak di Taman Putroe Ijo menjadikan Sabang sekilas terlihat layaknya keindahan Kota Takengon, Aceh Tengah.

Tak hanya keindahan alamnya, lokasi taman ini juga sudah dilengkapi berbagai fasilitas yang turut mengukuhkan kesiapan wisata Danau Aneuk Laot sebagai ikon wisata halal Provinsi Aceh. Hal ini tercermin dari begitu bersih dan tertatanya kondisi lokasi taman tersebut. Ketersediaan kamar mandi yang bersih serta tempat wudu dan balai musala yang layak juga turut mengundang decak kagum bagi saya pribadi, di mana lokasi ini sungguh amat disayangkan jika tidak sempat dikunjungi selama berwisata di Sabang.

Potensi Aneuk Laot

Walau bukan pertama kali mengunjungi Sabang, harus saya akui bahwa ini merupakan kali pertama saya mengunjungi Danau Aneuk Laot. Menurut Maimun Gadeng, warga Sabang yang berprofesi sebagai tour guide, wisata Danau Aneuk Laot belum begitu populer di kalangan para wisatawan. Selain itu, dulunya akses menuju danau tersebut masih sulit sehingga keindahan danau ini hanya bisa sekilas dipantau melalui kejauhan di jalan raya. Beruntung kini, akses menuju Danau Aneuk Laot dan Taman Putroe Ijo sudah terbuka lebar.

Pada dasarnya, selain menikmati keindahan Danau Aneuk Laot melalui dokumentasi selfie atau wefie, tampaknya belum ada fasilitas memadai lainnya yang tersedia untuk menikmati wisata air Danau Aneuk Laot secara langsung. Menurut keterangan yang saya dapatkan dari warga setempat, aktivitas warga yang dilakukan di danau ini melingkupi aktivitas memancing dan latihan dayung sampan bagi para atlet Kota Sabang. Sehingga ketika berwisata di Taman Putroe Ijo di sekitar Danau Aneuk Laot, tidak mengherankan jika kita dapat menemukan sebuah balai kayu beratapkan seng dengan pamflet bertuliskan“Balai Nelayan”, sebuah tempat yang dibuat untuk para nelayan singgah beristirahat pascacari rezeki di danau.

Mengingat potensi alami Danau Aneuk Laot saya rasa penyediaan atraksi berbasis kearifan lokal di sekitar danau agaknya menjadi opsi menarik lainnya bagi peningkatan pariwisata Kota Sabang. Jika selama ini Sabang sudah cukup populer dengan keindahan bahari dan gunung berapinya yang mengagumkan, sudah saatnya memberi opsi keindahan pariwisata lainnya bagi para wisatawan melalui jalur wisata air tawar Danau Aneuk Laot.

Wisata Lebaran

Terdapat sebuah hal unik yang baru saya sadari ketika menghabiskan waktu berwisata sebelum dan selama momen Iduladha di Sabang. Pasalnya, moda transportasi wisata, terutama becak selama berada di Sabang dapat dengan mudah diakses. Kemeriahan dalam menyambut Lebaran ternyata tidak menyulitkan para wisatawan untuk mengakses keindahan kota yang populer dengan sebutan “The Crytal Water of  Weh Island” ini.

Walau dapat dipastikan tempat-tempat wisata ditutup sementara selama Lebaran, namun tidaklah lama. Pada hari kedua atau ketiga Lebaran, kegiatan wisata di kawasan Sabang kembali menggeliat hebat. Seakan Sabang sudah sangat pintar memadupadankan momen sakral agama dan budaya untuk tetap dijalankan dengan baik tanpa menghambat suasana pariwisata bagi para wisatawan yang “iseng” ingin berkunjung pada momen apa pun dan kapan pun. Bagi saya pribadi, bentuk kesiapan, keramahtamahan, serta kejujuran warga Sabang dalam menyambut tamu wisata patut diapresiasi dan dicontoh oleh kabupaten/kota lainnya di Provinsi Aceh.

Pada dasarnya, ketika pelayanan yang diberikan maksimal, dana besar yang dikucurkan selama berwisata tak ada artinya. Karena seindah-indahnya oleh-oleh yang bisa dibawa pulang bukanlah yang dapat dibeli, tapi kenangan indah yang dibawa pulang dan disimpan di dalam hati. Yuk, berwisata ke Sabang. 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved