Breaking News

Warisan Budaya tak Benda dari Aceh

Dua Makanan, Tarian, dan Silat dari Aceh Ditetapkan sebagai Warisan Budaya tak Benda Indonesia 2019

Sidang penetapan WBTB Indonesia 2019 berlangsung di Jakarta, Rabu (15/8/2019) malam.

Penulis: Fikar W Eda | Editor: Mursal Ismail
SERAMBINEWS.COM/BUDI FATRIA
Memek kuliner unik dari Simeulue. 

Pada bulan itu, hampir semua warga membuat memek untuk disantap ketika buka puasa.

DARI kiri kanan, Asisten II Setdakab Aceh Tengah, Mursyid, Ketua DPRK setempat, Ansaruddin Syarifuddin Naldin, Direktur Kerja Sama dan Pemberdayaan KI Kemenkumham RI, Dr Molan Karim, Peneliti Tari Sining Gayo, Salman Yoga, dan Kakanwil Kemenkumham Aceh, Agus Toyib, foto bersama seusai penyerahan surat pencatatan inventarisasi KI Komunal Ekspresi Budaya Tradisional terhadap Tari Sining Gayo di Kampus Unmuha Aceh, Banda Aceh, Senin (17/9).
DARI kiri kanan, Asisten II Setdakab Aceh Tengah, Mursyid, Ketua DPRK setempat, Ansaruddin Syarifuddin Naldin, Direktur Kerja Sama dan Pemberdayaan KI Kemenkumham RI, Dr Molan Karim, Peneliti Tari Sining Gayo, Salman Yoga, dan Kakanwil Kemenkumham Aceh, Agus Toyib, foto bersama seusai penyerahan surat pencatatan inventarisasi KI Komunal Ekspresi Budaya Tradisional terhadap Tari Sining Gayo di Kampus Unmuha Aceh, Banda Aceh, Senin (17/9/2018). (serambi)

Sementara makanan lain yang masuk WBTB 2019 adalah "gutel" berasal dari masyarakat Gayo, baik yang ada di Aceh Tengah, Bener Meriah, maupun Gayo Lues, dan komunitas Gayo lainnya di Aceh.

Bahan baku pembuatan gutel, tepung beras, kelapa, gula dan air. Cara pembuatannya juga sederhana.

Cukup mencampurkan semua bahan, kemudian beri sedikit air, kemudian mulai digumpal.

Selanjutnya digulung dengan daun pandan.

Di kalangan masyarakat Gayo disebut juga sebagai makanan perang, sebab bisa disimpan dalam waktu  lama.

Makanan ini juga disiapkan sebagai bekal perjalanan jauh. (*)



Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved