Hardikda
60 Tahun Kopelma, Rektor UIN ajak Semua Pihak Bangun Kebersamaan
Dimulai pada peletakan gagasan dasar pada tahun 1957, pembentukan Yayasan Dana Kesejahteraan Darussalam pada 21 April 1958, dan membentuk komisi yang
Penulis: Yocerizal | Editor: Ansari Hasyim
Laporan Yocerizal | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Pada 2 September 2019 nanti genap 60 tahun sudah usia Komplek Pelajar dan Mahasiswa (Kopelma) Darussalam, Banda Aceh.
Pada tanggal itu pula diperingati sebagai Hari Pendidikan Daerah (Hardikda) Aceh.
Momen bersejarah ini kembali digugah Rektor UIN Ar-Raniry Prof Dr H Warul Walidin AK MA, saat menutup kegiatan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) UIN Ar-Raniry tahun 2019, di Lapangan Tugu, Rabu (28/8/2019) lalu.
Ia berharap tiga kampus yang ada di dalam Kopelma bersinergi membangun pendidikan di Aceh sebagaimana harapan hadirnya Kopelma itu sendiri
Pada awal pidatonya di hadapan 4.000-mahasiswa baru UIN, Warul menceritakan sejarah lahirnya Kopelma.
Dimulai pada peletakan gagasan dasar pada tahun 1957, pembentukan Yayasan Dana Kesejahteraan Darussalam pada 21 April 1958, dan membentuk komisi yang berencana menciptakan Kota Pelajar Mahasiswa Darussalam apda 29 Juni 1958.
Selanjutnya pada 17 Agustus 1958 dilangsungkannya peletakan batu pertama oleh Menteri Agama KH Muhammad Ilyas, sampai kemudian setahun kemudian dilakukan peletakan batu pertama Pembangunan Gedung oleh Menteri P & K, Prof Dr Priyono.
"Tanggal 2 September 1959 Kopelma Darussalam diresmikan oleh Presiden Soekarno," kata Rektor UIN ini.
Baca: Mengulik Peluang APBA Perubahan 2019, Ada Kemungkinan Terjadi Silpa Rp 3,5 Triliun Lebih
Baca: Setelah 7 Tahun, Dokter Fajri Eto’o Bisa Shalat Jumat Perdana di Pedalaman Papua
Baca: Nikita Mirzani Laporkan Anak Elza Syarief karena Sebut Ini
"Lahirlah tiga pendidikan tinggi saat itu, yakni Unsyiah, IAIN Ar-Raniry yang sekarang UIN Ar-Raniry, dan Dayah Tinggi Chik Pante Kulu," tambahnya.
Warul Walidin melanjutkan, saat peresmian Kopelma Darussalam, Presiden Soekarno menyatakan, Darussalam sebagai pusat pendidikan daerah Aceh adalah lambang iklim damai dan suasana persatuan, hasil kerja sama antara rakyat dan para pemimpin Aceh.
"Goresan tinta emas pada prasasti membuktikan hal ini adalah tekad bulat melahirkan perbuatan Darussalam menuju cita-cita," ujarnya.
Sekarang ini, lanjut Warul, adalah milestone pembangunan kembali pendidikan Aceh yang telah berusia 60 tahun, setengah abad lebih 6 dasawarsa.
Usia tersebut menurutnya merupakan suatu usia yang telah dewasa.
Oleh karena itu, ia mengajak semua pihak untuk bersama-sama membangun kampus dengan penuh sinergi, bahu membahu dengan aman dan damai, tanpa mengedepankan ego sektoral masing-masing.
"Kopelma Darussalam yang di dalamnya berdiri tiga perguruan tinggi yaitu Unsyiah, UIN Ar-Raniry, dan dayah Tinggi Pante Kulu yang disebut jantung hati rakyat Aceh, harus menjadi simbol kekeluargaan dan kerekatan masyarakat Aceh," demikian Warul Walidin.(*)