Berita Aceh Singkil
Mantan Anggota DPRK Aceh Singkil Tiga Periode Ini 'Sulap' Pekarangan Rumah Jadi Ladang Uang
Ia mampu meraup jutaan rupiah dari penjualan sayuran, bibit serta tanah campuran pasir, sekam, dan pupuk kandang yang 'disulap' di pekarangan rumahnya
Penulis: Dede Rosadi | Editor: Mursal Ismail
Ia mampu meraup jutaan rupiah dari penjualan sayuran, bibit serta tanah campuran pasir, sekam, dan pupuk kandang yang 'disulap' di pekarangan rumahnya itu.
Mantan Anggota DPRK Singkil Tiga Periode Ini
'Sulap' Pekarangan Rumah Jadi Ladang Uang
Laporan Dede Rosadi I Aceh Singkil
SERAMBINEWS.COM, SINGKIL - Pekarangan rumah 3 x 20 meter itu dipenuhi bibit pepaya, stek rimbang (pokak), cabai, bawang, serta bunga.
Bunga dalam pot tertata rapi, ditaruh dalam papan dengan jaring berwana hitam sebagi pelindung.
Sebagian bibit sayuran masih dalam polybag plastik. Sedangkan sayuran berukuran besar mengisi ban bekas memenuhi barisan depan pekarangan rumahnya itu.
Ketika Serambinews.com, datang akhir pekan kemarin, tanam sayuran hanya tinggal sedikit. Sebab baru saja diborong pembeli.
Di lokasi terlihat Frida Siska Ketua Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kabupaten Aceh Singkil, sebagai pemilik.
Menggunakan kedua tangannya mencapur tanah, sekam, pupuk kandang dan pasir kemudian dimasukan ke polybag plastik.
Baca: Songsong Laga Perdana Babak 12 Liga-3, 18 Pemain PSLS Berangkat ke Langsa
Baca: Dipukuli, Dilempari Hingga Pecah Kaca Bus di Banten, Begini Kronologis Kejadian Menurut Persiraja
Baca: Selama Operasi Patuh Rencong di Lhokseumawe, Ini Jumlah Kendaraan Ditilang dan Pelanggarannya
Tanah itu menjadi tempat pembibitan sayuran. Hasilnya menakjubkan, ia mampu meraup jutaan rupiah dari penjualan sayuran, bibit serta tanah campuran pasir, sekam, dan pupuk kandang yang 'disulap' di pekarangan rumahnya itu.
"Dari penjualan campuran sekam, pupuk kandang, tanah dan pasir sudah dapat Rp 4 juta," kata Siska.
Sejak 2004 berturut-turut menjadi anggota Dewan sampai 2019.
Lantas partainya memerintahkan mencalon anggota DPR Aceh pada Pemilu lalu. Sayang dewi fortuna belum berpihak kepada Siska.
Namun bukan berarti berakhir segalanya, kegagalannya menuju kursi DPRA, justru menjadi titik awal menerapkan ilmu di bangku kuliahnya yang tertunda belasan tahun.
Samping rumahnya di Desa Gunung Lagan, Kecamatan Gunung Meriah menjadi pilihan.
Bagi perempuan tiga anak itu, tak perlu lahan luas untuk bertani. Lahan sempit jika dikelola baik mampu menghadrikan pundi-pundi uang.
Memang sarjana Teknik Pertanian Unsyah itu, sejak masih menjadi anggota Dewan sudah manfaatkan pekarangan samping rumahnya untuk menanam sayuran dan pembibitan bunga.
Tapi tak terurus, sebab sibuk dengan rutinitasnya sebagai wakil rakyat dan Ketua PKB Aceh Singkil.
Kini waktunya sedikit longgar walau tetap harus mengurus partai serta menghadiri undangan sebagai pembicara.
Berkat keseriusannya itu lahan pekarangan miliknya menjadi ladang uang.
Sayur mayur dan bunga yang ditanam Frida Siska, telah melalui proses penyesuaian dengan kondisi iklim Aceh Singkil.
"Bibit tanaman hanya awalnya saja beli dari luar. Selanjutnya setelah mendapat perlakuan khusus kembali dibibitkan," kata Frida Siska.
Siska juga menggunakan pupuk alami sebagai dengan mencampurkan pupuk kandang, pasir, sekam, tanah dan pasir. Tak mengherankan jika pelanggan sayurannya merupakan kalangan yang telah memahami pola makan sehat.
Dunia politik dan kebiasannya beradu argumen telanjur mendarah daging.
Ini pula yang membuatnya terkenal kritis ketika jadi wakil rakyat.
Untuk kebiasaan beradu argumen perempuan berdarah batak ini juga tak mau lekang.
Sambil menanam bibit cabai ia masih terus beradu argumen di media sosial facebook miliknya yang selalu kebanjiran komentar.
Kak Siska begitulah panggilan akrabnya, menyatakan tetap berkecimpung di dunia politik sambil merawat sayura mayur dan tanaman bungan di pekarangan rumahnya. (*)