Berita Abdya
Nurchalis Siapkan Ekspor CPO Dari Abdya ke Semenanjung Asia Selatan, Target Perdana 6.000 Ton
“Rencana, ekspor perdana CPO pertengahan bulan ini, namun karena regulasi yang berat di pusat, kita lakukan pelan-pelan. Yang pasti...
Penulis: Zainun Yusuf | Editor: Nurul Hayati
Nurchalis mengakui, kalau dirinya dijuluki ‘gila’ karena melakukan ekspor CPO seperti.
“Membangun perekonomian sekaligus mengangkat dan martabat orang Aceh, memang perlu muncul ‘orang gila’. Orang Aceh sejak dulu dikenal sebagai saudagar, tapi sekarang ini untuk ekspor minyak kelapa sawit saja kenapa tak ada yang berani,” tandas pengusaha nekat ini.
Ia terakhir pernah menjabat sebagai Kepala Biro Administrasi Pembangunan pada Setda Aceh.
Baca: Polres Aceh Timur Masih Kejar Sejumlah Terduga Curanmor
Secara ekonomi, ekspor CPO selama ini dari Pelabuhan Belawan, Sumatera Utara butuh waktu sekitar 11 hari pelayaran menuju India.
Sementara, bila dilakukan dari Kabupaten Abdya, apalagi setelah selesai sarana Pelabuhan Teluk Surien, hanya butuh waktu 3 hari (84 jam) pelayaran.
Bahkan ke Andaman, India hanya perlu waktu 60 jam.
Dari fakta ini, Nurchalis sangat mendukung kebijakan Plt Gubenrur Aceh, bahwa ekspor CPO harus dari Aceh.
Dia juga memberikan apresiasi kepada Bupati Abdya bahwa, ekspor sangat tepat dari Pelabuhan Teluk Surien yang disiapkan sebagai lokasi KEK/KIT Wilayah Barsela.
Alasan mengapa ahrus lewat Aceh, menurut Nurchalis pertama, membuka informasi kepada dunia bahwa Aceh memproduksi CPO.
Baca: Empat Pos Pemadam Kebakaran tak Miliki Call Center, Simak Penjelasan Kepala BPBD Aceh Utara
Kedua, biaya angkutan CPO dari Aceh ke Medan (Belawan) bisa dinikmati , terutama untuk peningkatan harga TBS (tandan buah segar) kelapa sawit, dan sarana jalan tetap bagus.
Ketiga, mendapatkan kompensasi nilai retribusi pajak.
“Selama ini, berapa banyak CPO dan hasil pertanian yang dibawa (diangkut), tapi tak pernah dinikmati oleh kita,” papar Nurchalis.
Kemudian, diharapkan munculnya industri-industri turunan.
Seperti minyak makan, mentega, dan pabrik sabun.
Karena dunia sudah bisa melihat bahwa Aceh produktif dan sudah layak berinvestasi. (*)
Baca: TK Idhata Peusangan yang Mengusung Replika Unta Raih Juara Satu Pawai Taaruf