Berita Bireuen
Sekeluarga Hidup Terisolir di Pedalaman Bireuen, Suami Miliki 2 Istri dan 7 Anak, Begini Kondisinya
Satu suami hidup bersama dua istri dalam satu rumah, ke tujuh anaknya tidak ada pendidikan sama sekali
Penulis: Yusmandin Idris | Editor: Muhammad Hadi
Istri pertama baru enam bulan melahirkan, sedangkan istri kedua di rumah itu juga sedang hamil empat bulan.
Laporan Yusmandin Idris I Bireuen
SERAMBINEWS.COM, BIREUEN - Satu kepala keluarga dengan dua istri dan tujuh orang anak warga di Dusun Alue Ie Ceuko, Desa Buket Sudan, Peusangan Siblah Krueng, Bireuen hidup terpisah dengan masyarakat lainnya,
Mereka memiliki rumah tidak layak huni berjarak sekitar 30 KM arah selatan Meunasah Desa Buket Sudan atau hampir 50 KM lebih dari Keude Matanggeulumpang Dua, Peusangan.
Keluarga tersebut bernama Mawardi (45) istri pertama bernama Agusmiati (45) dan istri kedua bernama Nurmasyitah (32).
Baca: Brigjen Faisal: Tembak Bandar Narkoba, Kalau Salah, Saya Siap Dipindah
Tujuh anaknya masing-masing berusia 12 tahun, 10 tahun, 8 tahun, 5 tahun 2 tahun serta anak kecil berusia empat bulan dan seorang lagi adik dari Mawardi bernama Anwar (35) mengalami gangguan jiwa.
“Nama anak-anak belum kami dapat karena KK mereka tidak ada di rumah tersebut dan tinggal di tempat lain.
Bidan desa kami sedang mencari KK dan nama-nama anak mereka,” ujar Kepala Puskesmas Peusangan Siblah
Krueng, Bireuen, Lisa Rita SKM kepada Serambinews.com, Rabu (11/9/2019).
Baca: Tata Cara Mandi Junub - Setelah Selesai Mandi Haruskah Wudhu Lagi? Ini Penjelasan Ustaz Abdul Somad
Sebelumnya Lisa Rita berkunjung ke rumah tersebut bersama Keuchik Buket Sudan, Camat dan unsur lainnya, Selasa (10/9/2019).
Lisa Rita menjelaskan, awalnya ia mendapat informsi dari bidan desa ada seorang pria mengalami gangguan jiwa hidup terpisah dari masyarakat.
Menindaklanjuti informasi tersebut, Lisa melakukan koordinasi dengan keuchik, camat dan anggota Koramil serta lainnya untuk mengetahui kawasan itu dan kapan berangkat ke sana.
Baca: Sadis! Seorang Ibu Tega Pukuli 3 Anaknya Hingga Meronta-ronta, Sang Ayah Mengizinkan dan Merekamnya
Akhirnya, diperoleh bantuan kendaraan dua unit mobil double Cabin milik PT Takabeya.
Mereka berangkat ke sana dengan rute sulit dilewati kendaraan apalagi roda dua akan mengalami hambatan.
Rombongan berangkat pukul 09.00 WIB, Selasa (10/09/2019) di meunasah Buket Sudan.
Tiba di rumah keluarga tersebut sekitar pukul 13.00 WIB, jaraknya sekitar 30 KM dari meunasah Buket Sudan.
Tujuan utama adalah melihat seorang pasien gangguan jiwa bernama Anwar.
Setiba di sana ternyata masalahnya sangat besar menurut kacamata kesehatan, pendidikan maupun agama.
Baca: Nisa Tewas Dibunuh Pria Rekan Bisnis, Ibu Korban Ungkap Sosok Pelaku Sudah Seperti Keluarga
Satu suami hidup bersama dua istri dalam satu rumah, ke tujuh anaknya tidak ada pendidikan sama sekali,
mereka sudah lama menetap di tempat itu untuk berkebun.
Istrinya dapat disebut dalam resiko kehamilan, selain kelahiran anak dekat juga tempat tinggal tidak memadai sama sekali.
Istri pertama baru enam bulan melahirkan, sedangkan istri kedua di rumah itu juga sedang hamil empat bulan.
“Usia anaknya rapat-rapat dan susah kita melihatnya,” ujar Lisa Rita SKM.
Kehadiran tim medis sasaran utama melihat kondisi Anwar yang mengalami sakit jiwa ternyata masalah lain muncul.
Baca: Seorang Istri Bakar Suami Gara-gara Perkosa Anak Kandung Berusia 7 Tahun, Ini Fakta Sebenarnya
Anwar sendiri setiap dua minggu sekali dikirim obat oleh bidan desa melalui sekdes.
Kemudian meneruskan ke Mawardi seminggu atau dua minggu sekali saat turun ke Meunasah Buket Sudan.
Kondisi Anwar berlum ada perubahan, namun tidak menyakiti orang atau bertingkah merusak.
Namun jiwanya sepertinya perlu perhatian serius dalam hal pengobatan.
Setelah melihat secara dekat kondisi keluarga itu rombongan dengan berbagai catatan.
Rombongan balik ke Buket Sudan dan tiba sekitar pukul 18.00 WIB. (*)
Baca: Tim Kuasa Hukum Diketuai Yusril Ihza Mahendra Minta MA Bebaskan Irwandi