Berita Aceh Barat Daya

Ini Permintaan Bupati Abdya kepada Penyuluh Pertanian untuk Tingkatkan Produksi Padi

Bupati Akmal mengatakan hampir 70 persen petani di Abdya, merupakan keluarga miskin, maka perlu benih unggul dan berkualitas yang bisa menolong hidup

Penulis: Rahmat Saputra | Editor: Nur Nihayati
SERAMBINEWS.COM/RAHMAT SAPUTRA
Bupati Abdya, Akmal Ibrahim SH menyerahkan penghargaan kepada salah satu pemateri dalam kegiatan pertemuan penangkar padi momentum mewujudkan Kabupaten Abdya sebagai sumber benih padi provinsi, nasional dan se sumatera, Rabu (11/9) di Aula Bappeda Abdya. 

Bupati Akmal mengatakan hampir 70 persen petani di Abdya, merupakan keluarga miskin, maka perlu benih unggul dan berkualitas yang bisa menolong hidup

Laporan Rahmat Saputra | Blangpidie

SERAMBINEWS.COM, BLANGPIDIE - Bupati Aceh Barat Daya (Abdya), Akmal Ibrahim SH meminta para penyuluh di Abdya bekerja ekstra dan mampu berkompetisi untuk menghasilkan benih padi unggul yang berkualitas.

"Saya minta penyuluh harus kerja ekstra, sehingga kita kita tidak kalah saing dengan daerah lain, dan hasilnya bisa lebih banyak, dan rasa yang enak," ujar Bupati Abdya, Akmal Ibrahim saat membuka kegiatan pertemuan penangkar padi menjadi momentum mewujudkan Kabupaten Abdya sebagai sumber benih padi provinsi, nasional dan se sumatera, Rabu (11/9) di Aula Bappeda Abdya.

Acara itu turut didampingi Asisten Ekonomi Pembangunan Setdakab Abdya Salman Alfarisi ST, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Abdya drh Nasruddin.

Dua pemateri  mengisi dari Fakultas Pertanian Unsyiah, Efendi dan Muyyasir.

Acara ini diikuti puluhan kelompok tani, kelompok penangkar dan para penyuluh pertanian.

Baca: Kadisdik Aceh: Shalat Subuh Modal Awal dalam Mengawali Segala Aktifitas Hidup

Bupati Akmal mengatakan hampir 70 persen petani di Abdya, merupakan keluarga miskin, maka perlu benih unggul dan berkualitas yang bisa menolong hidup orang miskin.

"Menolong orang miskin adalah perintah Allah SWT sebagai mana disebut dalam kita suci Alquran tepatnya isi dari Surat Almaun," sebut Akmal.

Akmal mengakui selama ini banyak kritikan terhadap dirinya, karena terlalu memperhatikan sektor pertanian pada periode sebelumnya.

Baca: Komisi Irigasi Kabupaten Abdya Belum Dibentuk, Ini Saran Dinas Pengairan Aceh


" Mengapa demikian, rata-rata petani itu adalah orang miskin. Maka jangan dilihat dengan kacamata politik, tapi lihat dalam kacamata Agama," tegas Akmal.

Menurut Akmal, kebijakan yang selama ini dijalankan, semua untuk membantu orang miskin. Mulai dari ongkos bajak sawah, hingga ongkos memanen padi juga berpihak kepada petani bahkan termurah secara nasional.

"Penangkar yang kita canangkan ini, lebih mengutamakan petani  yang tidak mampu," sebutnya.

Maka dari itu, katanya, penyuluh harus kerja ekstra, karena banyak petani yang diperhatikan rata-rata orang miskin.

Jalankan sesuai dengan amanah untuk membuat penangkaran di Abdya lebih maksimal.

"Kita siapkan bibit yang bagus, karena persaingan global.

Baca: Dandim Galus Resmikan Koramil Blangjerango, Ini Pesannya

Dari segi produksi dan kualitas kita dipaksa untuk berkompetisi, jadi  buat benih itu harus unggul, supaya hasil lebih banyak dan rasanya juga enak," kata Akmal

Tahun depan, lanjutnya, kelas pertanian di Abdya akan masuk kompetisi premium, dengan didukung pabrik padi modern yang tahun 2019 akan siap berlokasi di Kecamatan Tangan-Tangan.

"Ada beberapa perusahaan besar penyedia benih padi secara nasional hanya memiliki lahan rata-rata tiga ribu hektar.

Maka dari itu, kita harus mandiri dengan membuat penangkar sendiri yang tidak kalah bagusnya dari mereka," pungkasnya.


Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Abdya, drh Nasruddin mengatakan dua pemateri dari Fakultas Pertanian Unsyiah itu, akan membahas pengembangan padi varietas Sigupai Abdya, yakni memperpendek umur dari 5 bulan menjadi 3 bulan. 

Begitu juga batangnya, dari 1,6 meter menjadi 1,2 meter. Hasil bisa mencapai diatas 8 ton per hektar," katanya.

Kemudian, lanjutnya, juga ada varietas Padi Batuta (Batat Tungang Tat) yang berasal dari Padi Sambai Simeulue, umurnya 4 bulan sampai 3,5 bulan. 

"Hasilnya diatas 8 ton per hektar, tahan hama penyakit, tahan kekeringan dan suhu tinggi serta tidak memerlukan pemeliharaan intensif, tapi hasilnya lebih banyak dari padi biasa," sebutnya. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved