Berita Aceh Selatan
Tapaktuan, Kota Minangkabau Kedua di Pesisir Barat Aceh
Bagi kalangan masyarakat Minangkabau, Sumatera Barat, Kota Tapaktuan tidak asing lagi ditelinga mereka.
Penulis: Taufik Zass | Editor: Yusmadi
Laporan Taufik Zass | Aceh Selatan
SERAMBINEWS.COM, TAPAKTUAN - Bagi kalangan masyarakat Minangkabau, Sumatera Barat, Kota Tapaktuan tidak asing lagi ditelinga mereka.
Jika bicara Tapaktuan, Ibukota Kabupaten Aceh Selatan mereka langsung merespon dengan ucapan "Urang Awak" yang artinya orang kita.
Wajar saja jika mereka menganggap orang Tapaktuan itu bagian dari orang Minangkabau.
Sebab, bahasa keseharian di kota munggil ini sama persis dengan bahasa Minangkabau, cuma dialeknya saja yang berbeda, malah di beberapa Gampong (Desa) dalam Kabupaten Aceh, mereka masih mempertahankan dialek Minangkabau.
Alkisah, penduduk yang mendiami Kota Tapaktuan ini asal muasalnya merupakan perantauan dari Minangkabau, Sumatera Barat yang saat ini dikenal sebagai Suku Aneuk Jamee.
Suku Aneuk Jamee ini adalah sebuah suku yang juga tersebar di beberapa kabupaten di sepanjang pesisir barat -selatan Aceh.
Baca: Inspektorat Pidie Temukan Kerugian Negara Dana APBG Gampong Neuhen Batee
Baca: Kepala BNNP Aceh Sebut Kini Aceh Lampu Merah Narkoba
Baca: Laundry Day, Sebuah Laundry Syariah Hadir di Banda Aceh, Ini Kelebihannya
Namun lebih dominan di Aceh Selatan.
Hasil penelusuran Serambi dari laman https://id.m.wikipedia.org, suku ini merupakan keturunan perantau Minangkabau yang bermigrasi ke Aceh dan telah berakulturasi dengan Suku Aceh.
Mereka sudah mendiami beberapa kecamatan di wilayah barat - selatan Aceh sejak berabad-abad lalu.
Migrasi orang Minang ke pesisir barat Aceh telah berlangsung sejak abad ke-16, di mana ketika itu banyak dari saudagar Minang yang berdagang dengan Kesultanan Aceh.
Selain berdagang banyak pula dari masyarakat Minang yang memperdalam ilmu agama ke Aceh.
Salah satunya ialah Syeikh Burhanuddin Ulakan, seorang ulama yang berasal dari Ulakan, Pariaman, Sumatra Barat.
Syekh Burhanuddin pernah menimba ilmu di Aceh kepada Syekh Abdurrauf Singkil dari Singkil, Aceh, yang pernah menjadi murid dan penganut setia ajaran Syekh Ahmad al-Qusyasyi Madinah.
Baca: Tapaktuan Tuan Rumah Peringatan Hari Aksara
Baca: Lapangan Naga Kota Tapaktuan Dipadati Peserta Fun Bike dan Fun Walk
Baca: FKP Observasi Kesehatan Penyu Hijau di Muara Kota Tapaktuan
Oleh Syekh Ahmad keduanya diberi wewenang untuk menyebarkan agama Islam di daerahnya masing-masing.