Ogah Ikuti Jejak 3 Rekannya Mundur, Basaria Panjaitan: Meneruskan Tanggung Jawab sampai Desember
Mantan perwira tinggi Polri itu, menegaskan akan terus bekerja sebagai pimpinan KPK sampai Desember 2019 mendatang, sesuai masa kepengurusannya.
SERAMBINEWS.COM - Wakil Ketua KPK Basaria Panjaitan kembali angkat bicara soal polemik yang terjadi di tubuh lembaga adhoc antirasuh tersebut.
Basaria Penjaitan memastikan ogah mengikuti jejak tiga rekannya sesama pimpinan KPK, Ketua Agus Rahardjo dan Wakil Ketua Laode M Syarif dan Saut Situmorang yang memutuskan mundur dan menyerahkan tanggung jawab pengelolaan KPK kepada Presiden Jokowi.
Mantan perwira tinggi Polri itu, menegaskan akan terus bekerja sebagai pimpinan KPK sampai Desember 2019 mendatang, sesuai masa kepengurusannya.
Basaria juga menyatakan komitmennya menjalankan tanggung jawab sebagai pimpinan KPK.
"Ya tidak. Harus meneruskan tanggung jawab sampai Desember nanti," ujar Basaria, Minggu (15/9/2019).
Adapun Agus Rahardjo, Laode M Syarif dan Saut Situmorang pada Jumat (13/9/2019) lalu, menyatakan menyerahkan mandat sebagai pimpinan KPK periode 2015-2019 kepada Presiden Jokowi.
Tindakan tersebut adalah bentuk protes kepada Presiden Jokowi karena mendukung sejumlah poin dalam draf revisi Undang-undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi.
Penasihat KPK Mohammad Tsani Annafari juga menyatakan akan mundur dari posisinya.
Dia tak ingin bekerja untuk lembaga yang integritas pimpinannya diragukan.
Hal itu tak lepas dari terpilihnya Irjen Firli Bahuri sebagai ketua KPK periode 2019-2023 melalui uji kepatutan dan kelayakan di Komisi III DPR, Jumat (13/9) dini hari.
Sosok perwira tinggi Polri itu terbilang kontroversial.
KPK menyatakan Firli Bahuri diduga melakukan pelanggaran etik berat saat menjabat sebagai deputi penindakan KPK.
Dalam beberapa kesempatan Firli membantah telah melakukan pelanggaran etik seperti yang dituduhkan.
Tindakan pimpinan-pimpinan KPK tersebut menuai kritik. Direktur Kantor Hukum dan HAM Lokataru Haris Azhar menilai pimpinan KPK gagal memelihara atau membawa marwah KPK.
"Mereka gagal melawan dan akhirnya puncaknya ini sekarang. Orang yang patut disalahkan adalah pimpinan KPK secara akumulatif," kata Haris kemarin.