Pria Ini Dikubur Lima Hari Lima Malam, Ini yang Dirasakannya Selama dalam Kuburan

Ada tali diikatkan di tangan bisa ditarik-tarik untuk memberi kode yang di luar kuburan (keluarga)

Editor: Muhammad Hadi
Tribunjateng.com/Mazka Hauzan Naufal
Mbah Pani yang telah tuntas menjalani ritual topo pendem dikeluarkan dari liang pertapaan di Desa Bendar, Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, Jumat (20/9/2019) sore. 

Terus alas berbaring saya di dalam hanya blarak (daun kelapa kering).

Ada 8 kelapa muda diletakkan di empat sudut.

Ada bantal gelu (bantalan dari tanah) diletakkan di kepala, pantat, dan kaki. Gelunya tiga.

Itu gelu yang saya pakai dari dulu. Nanti kalau saya dipanggil Gusti Allah, saya ingin gelu ini juga yang dipakai ketika saya dikuburkan.

Apa pantangan orang melakukan topo pendem?

Tidak boleh tidur, tidak boleh makan, tidak boleh minum, tidak boleh buang air kecil, dan tidak boleh buang air besar.

Istilahnya pati geni, mateni geni memadamkan api.

Sebelum menjalani topo pendem, selama tiga bulan saya tidak makan apa-apa selain buah-buahan.

Baca: Belum Diaspal Karena Tidak ada Izin PT KAI, Warga Tanami Pohon Pisang di Jalan Bekas Rel Kereta Api

Ada wirid khusus selama ritual?

Mbah Pani Juwana Pati Keluar dari Liang Kubur Tapa Pendem
Mbah Pani Juwana Pati Keluar dari Liang Kubur Tapa Pendem (Tribunjateng.com/Mazka Hauzan Naufal)

Wirid sebisa-bisanya saya. Sebab saya bukan kiai. Sebisanya saya baca, entah itu Alfatihah atau lainnya.

Yang jelas saya meminta kekuatan kepada Allah SWT.

Selama dalam kuburan itu saya melaksanakan shalat, bertayamum pakai tanah. Juga shalat tahajud dan shalat hajat. Saya lakukan semampu saya.

Mengalami apa saja selama di dalam kuburan?

Biasa. Lumrah saja. Ada (makhluk) yang menggoda. Rasanya merinding-merinding, begitu saja.

Ibarat orang perang, pihak sana saya lawan, akhirnya mereka mundur.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved