Pria Ini Dikubur Lima Hari Lima Malam, Ini yang Dirasakannya Selama dalam Kuburan
Ada tali diikatkan di tangan bisa ditarik-tarik untuk memberi kode yang di luar kuburan (keluarga)
Lalu saya bilang, kalau jadi tawar bisa buat pitulungan (berkhasiat, bisa untuk menolong orang).
Saya cuma bilang begitu, ternyata dituruti oleh Allah SWT. Berubah jadi air tawar begitu saya mulai topo pendem.
Dan orang-orang pada minta air tawar itu. Maklum biasanya di sini air asin karena dekat laut.
Apa tujuan topo pendem?
Setelah saya menjalani 9 kali topo pendem, guru saya meninggal.
Waktu itu saya ingat, kalau tidak saya tutup dengan yang kesepuluh, rugi saya.
Tujuan saya, ketika saya diberi (diijazahi) guru saya, ialah untuk kekuatan Islam saya.
Tujuan saya untuk menguatkan badan saya. Ya kalau bisa untuk membantu orang lain.
Baca: TNI AU Kirim Pesawat Pengintai Ke Aceh, Ini Hasil Pantauan dari Udara
Apa pesan kepada keluarga sebelum bertapa?
Saya pesan ke mamah (istri). Mah, nanti kalau saya mau masuk (pertapaan), jangan lupa masalah kode tarikan lawe wenang.
Ada tali diikatkan di tangan bisa ditarik-tarik untuk memberi kode yang di luar kuburan (keluarga)
Kalau tangan saya tidak merespon, tandanya saya dipanggil Tuhan. Kalau saya masih merespon, artinya Alhamdulillah masih ada nyawanya.
Satu ujungnya terikat pada tangan kiri Mbah Pani. Ujung lainnya berada di luar liang kubur.
Adakah maksud topo pendem, kenapa harus 5 hari?
Lima hari kan Sepasar. Itu pasaran saya.
Weton saya, weton istri saya, weton anak saya. Bisa pas.
Maka pas jam 5 sore saya harus keluar dari kuburan ini. Sebelum jam 5 sore persis harus dibongkar.
Sehingga tepat jam 5 sore saya diangkat.
Itu pakai petung jawa. (mazka hauzan naufal)
Baca: Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko: Keberadaan KPK Bisa Menghambat Investasi
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Wawancara Eksklusif Mbah Pani Topo Pendem Juwana, Separuh Badan Terendam Air dalam Kubur