Pria Ini Dikubur Lima Hari Lima Malam, Ini yang Dirasakannya Selama dalam Kuburan

Ada tali diikatkan di tangan bisa ditarik-tarik untuk memberi kode yang di luar kuburan (keluarga)

Editor: Muhammad Hadi
Tribunjateng.com/Mazka Hauzan Naufal
Mbah Pani yang telah tuntas menjalani ritual topo pendem dikeluarkan dari liang pertapaan di Desa Bendar, Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, Jumat (20/9/2019) sore. 

Ritual saya lanjutkan, alhamdulillah kuat. Namanya orang nglakoni tentu ada perlawanan dari pihak 'sana'. Saya tak melihat tapi merasakan.

Hal apa paling berat dalam ritual ini?

Beban saya, rasanya lesu, saya tahan. Melek, jangan sampai tidur, alhamdulillah kuat.

Ada air tanah hingga merendam separuh tubuh saya.

Sampai sekarang rasanya masih kurang enak.

Air itu disedot pakai pompa air setiap beberapa menit sekali. Alas tidur pakai anyaman daun kelapa (blarak) rasanya gatal.

Baca: Dari Pada Buat Kapal Induk Baru, Rusia Butuh Senjata yang Mampu Tenggelamkan Kapal Induk Musuh

Kiri ke kanan: Sri Khomaidah, Mbah Pani, dan Suyono ketika dijumpai di kediaman keluarga Mbah Pani, Desa Bendar, Kecamatan Juwana, Sabtu (21/9/2019) siang.
Kiri ke kanan: Sri Khomaidah, Mbah Pani, dan Suyono ketika dijumpai di kediaman keluarga Mbah Pani, Desa Bendar, Kecamatan Juwana, Sabtu (21/9/2019) siang. (Tribunjateng.com/Mazka Hauzan Naufal)

Yang paling mengesankan selama lima hari apa?

Cungkup atau atap peti dalam kubur itu hampir jebol. Badan saya mepet ke tepi.

Tanah kuburan saya minta dikurangi supaya cungkup tidak ambrol.

Kalau jebol bisa menimpa saya bahaya.

Alhamdulillah sampai topo pendem selesai tidak sampai jebol.

Kapan pertama melakukan topo pendem?

Waduh, saya lupa. (Istri Mbah Pani menyahut, tahun 1988).

Apakah benar rasa air berubah dari asin jadi tawar?

Betul. Tadinya tukang pacul nanya, Mbah, airnya asin?

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved