Berita Langsa

Balita Blang Seunibong Positif Difteri, Kini Dirawat di Ruang PICCU RSUD Langsa

Ini membuat anak menjadi sulit bernapas dan menelan. Alhasil, napsu makan buah hati akan menurun dan tubuhnya menjadi lemas.

Penulis: Zubir | Editor: Yusmadi
SERAMBINEWS.COM/RIZWAN
Siswa MTs HBS di Meulaboh diimunisasi cegah difteri, Senin (15/4/2019). 

Laporan Zubir | Langsa

SERAMBINEWS.COM, LANGSA -- Seorang anak balita usia 2 tahun, Fathan, warga di Gampong Blang Seunibong, Kecamatan Langsa Kota, positif mengalami penyakit difteri.

Wadir Pelayanan RSUD Langsa, H Syamsul Sst Ft MFiS, kepada Serambinews.com, Jumat (27/9/2019) malam ini, membenarkan RSUD Langsa kini ada merawat seorang balita positif alami penyakit difteri.

"Setelah saya cek sesuai laporan petugas medis kita di RSUD Langsa, balita yang masih usia 2 tahun bernama Fathan ini, positif mengalami penyakit difteri," jelasnya.

Dia menambahkan, setelah mendapatkan penanganan awal di Instakaai Gawat Darurat (IGD), malam ini juga balita tersebut telah dirawat secara intensif if di ruang Pediatric Intensive Care Unit (PICCU) RSUD Langsa ini.

Informasi diperoleh Serambinews.com, awalnya balita ini dibawa orang tuanya yang belum diketahui namanya itu ke RSUD Langsa sekitar 20.30 WIB.

Setelah dilakukan pemeriksaan di IGD oleh petugas medis RSUD Langsa, balita ini ternyata mengalami penyakit difteri penyakit berbahaya dan menular itu.

Baca: Dinkes Temukan Kasus Difteri Baru di Padang Tiji Menyerang Bocah Berusia Lima Tahun

Baca: VIDEO - Siswa di Aceh Barat Diimunisasi Cegah Penyebaran Virus Difteri

Baca: Siswa di Aceh Barat Diimunisasi untuk Mencegah Terjangkit Difteri

Catatan yang dihimpun Serambinews.com di google, bahwa Difteri merupakan penyakit menular disebabkan oleh racun bakteri yang membuat penebalan pada organ tubuh.

Jika terjadi di tenggorokan, ini akan membuat penderitanya sulit bernapas. Jika terjadi di jantung, racun difteri bisa berpotensi gagal jantung.

Ketika tertular bakteri yang menyebabkan difteri, anak tidak akan langsung sakit. Perlu waktu sekitar dua minggu sampai bakteri bereaksi dengan membuat pembengkakan dalam organ tubuh.

Namun, sebelum itu sebenarnya sudah ada beberapa gejala yang bisa Bunda perhatikan.

Biasanya infeksi bakteri difteri akan mulai membuat anak sakit tenggorokan. Anak mungkin mengalami demam ketika bakteri tersebut sudah mulai menyebar di tubuhnya.

Hanya saja, demamnya tidak tinggi berkisar 38 derajat Celcius. Saat demam, anak pun kerap menggigil. Demam ringan ini biasa berlangsung selama 48 jam.

Baca: RSUD Meulaboh Turun Kelas Jadi Tipe C, Kurangi Honorer Hingga 30 Persen

Baca: Bermain Menyerang, Babak Pertama: Persiraja vs Sriwijaya FC Tanpa Gol

Baca: Persidi Idi Pesta Gol, Usai Tumbangkan PSGL Gayo Lues 4-1

Baca: Gunakan Seragam Pramuka, Bupati Rocky Pimpin Gotong Royong Massal di Kota Idi

Lewat 2 hari, gejala difteri akan semakin terlihat. Racun difteri akan mulai membuat lapisan tebal di belakang leher.

Ini membuat anak menjadi sulit bernapas dan menelan. Alhasil, napsu makan buah hati akan menurun dan tubuhnya menjadi lemas

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved