Peringkat Impor Alat Militer Indonesia Turun dari Posisi 5 ke 22, Berikut Alasannya
Laporan yang dikeluarkan oleh lembaga Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) ini juga menyebut peringkat Indonesia yang merosot.
"Akuisisi MBT Leopard ini menjadi yang paling signifikan dari sisi kuantitas," ujar Haripin.
Berkomentar perihal turunnya peringkat impor alat militer, Connie Rahakundini Bakrie, pengamat pertahanan dan militer lainnya, justru mengatakan hal tersebut sebagai sebuah 'prestasi'.
"Ini membuktikan komitmen pemerintah untuk memicu tumbuhnya kemandirian industri pertahanan," kata Connie.
Baca: Terkait Pemberian Sanksi kepada Siswa yang Ikut Demo, Mahasiswa Temui Kepala Dinas Lhokseumawe
Baca: Dicabuli Ayah Tiri, Anak Ini Malah Diusir oleh Ibu Kandung, Karena Dianggap Pelakor
Baca: CPNS 2019 - Ini Info Lengkap Jadwal Rekrutmen Seleksi & Hasil, Siapkan 5 Dokumen Wajib Ini
Anggaran Pertahanan di Indonesia
Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020, Kementerian Pertahanan adalah salah satu lembaga negara yang memiliki anggaran paling besar.
Alokasi anggaran Kemenhan mencapai Rp 131,2 triliun, atau meningkat 19,7 persen dari tahun 2019.
Anggaran ini dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan belanja pegawai di tubuh TNI dan serta belanja alutsista.
"Supaya pertahanan bisa terjaga dengan baik, sehingga harus meningkatkan persenjataan" ujar Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Askolani di Kantor Kemenkeu, pekan lalu.
Namun demikian, menurut Connie, anggaran pengadaan yang meningkat ini jauh dari harapan untuk secara signifikan meningkatkan kesiapan dan gelar TNI.
"Anggaran 2020 itu akan terserap ke Komando Gabungan Wilayah Pertahanan 2 serta satuan baru, seperti Komando Operasi Khusus, selain juga belanja pegawai," tambahnya.
Baca: VIRAL Video Megawati Cuek dan Tak Salaman dengan Surya Paloh dan AHY saat Pelantikan Puan, Marahan?
Baca: Viral Foto Demonstran Kencingi Polisi saat Demo: Bukan di Indonesia, Lihat Foto Aslinya di Link Ini
Strategi Akuisisi
Muradi selaku Pengamat pertahanan dari Pusat Studi Politik dan Keamanan Universitas Padjajaran Bandung, menilai peringkat Indonesia merosot dalam hal belanja perlengkapan militer karena strategi nasional di bidang alutsista.
Senada dengan pengamat lainnya, Muradi mengatakan Indonesia tidak lagi hanya impor saja dalam pengadaan alutsista.
"Turun peringkat bukan berarti kita tidak punya uang ... tapi kita juga bisa membangun, merancang, memproduksi dan menguasai teknologi," ujar Muradi.
Tak hanya itu, meski dengan anggaran terbatas, TNI tetap memperkuat alutsista dengan salah satu caranya lewat mengakuisisi.