Pekan Kebudayaan Nasional

Majun dari Mahaguru Masri Yoga, Warisan Resep Kuno Aceh

"Ini pengalaman pertama saya tampil dalam forum nasional," kata Mahaguru Masri Yoga. Akrab disapa Bang Yoga.

Penulis: Fikar W Eda | Editor: Yusmadi
SERAMBINEWS.COM/FIKAR W EDA
Mahaguru Masri Yoga dengan latar dekorasi PKN di Istora Senayan. 

Suatu ketika ayahandanya pernah menanyakan keinginan Yoga, mau menjadi "penodong atau jadi penolong."

Masri Yoga dihadapkan kepada pertanyaan itu saat dia minta diajarkan "ilmu kekebalan tubuh."

Masri tentu memilih jadi penolong. Setelah menguasai ilmu ramuan, ia banyak menolong orang.

Ia tak menerima bayaran, dan bahkan adakalanya dia sendiri memberikan uang kepada pasiennya.

Rumahnya, selalu ramai didatangi pasien, tua dan muda, laki perempuan.

Baca: Cek Midi dan Masri Yoga Beberkan Pengobatan Kuno Aceh dalam PKN di Istora Senayan Jakarta

Baca: Ini Petisi Masyarakat Dewantara yang Dituntut ke PT Pupuk Iskandar Muda

Baca: Jadi Pemicu Kanker, Produk Ranitidin Mulai Ditarik dari Pasaran

Sesekali Masri Yoga menayangkan kemajuan pengobatan para pasiennya melalui media Facebook miliknya.

"Saya berangkat ke Jakarta tidak boleh lama-lama, karena pasien banyak yang darah ke rumah," kata Masri Yoga.

Pada 2010, Masri Yoga bersama grupnya pernah datang ke Jakarta, mempersembahkan pertunjukan seni dabus di Anjungan Aceh Taman Mini.

"Setelah itu, sekaranglah baru ke Jakarta lagi," katanya.

Pekan Kebudayaan Nasional memberi ruang kepada pengetahuan lokal seperti yang dikuasai Masri Yoga.

Semua yang dipraktikan oleh Masri Yoga tertera dalam kitab Tajul Muluk, kitab yang berisi pengetahuan tentang pengobatan. Seperti dijelaskan oleh Tarmizi A Hamid, ahli membaca kitab kuno dan kolektor kitab kuno Aceh.

"Apa yang tertera dalam kitab Tajul Muluk diperagakan oleh Bang Masri Yoga," kata Tarmizi, yang juga jadi pembicara dalam forum tersebut. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved