Berita Abdya
Jumlah Penderita Gangguan Jiwa di Abdya Meningkat, Besok RSUTP Gelar Seminar Deteksi Dini
"Semingar ini gratis, maka datang saja. Pematerinya dokter jiwa RSUTP yaitu dr Sufriati SpKJ," pungkasnya.
Penulis: Rahmat Saputra | Editor: Nurul Hayati
Untuk diketahui, jumlah warga Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) yang menderita gangguan jiwa tahun 2019 terdata mencapai 597 orang.
Mereka tersebar di sembilan kecamatan.
Baca: Lolos Hukuman Mati, Warga Aceh Tamiang Kembali Pasarkan Sabu-Sabu dari Balik Jeruji
Jumlah itu meningkat 40 orang.
Dibandingkan penderita tahun lalu tercatat 557 orang.
Di antara penderita 597 orang ,sedang dalam penanganan petugas di puskemas-puskesmas itu.
Dua penderita di antaranya harus dipasung.
Ketua Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) Abdya, Irwandi Azmi saat dikonfirmasi Serambinews.com membenarkan bahwa, jumlah orang gangguan jiwa di Abdya mengalami peningkatan.
Bahkan, ia mengakui ada dua pasien dalam pasungan.
Mereka berada di Desa Ie Mameh dan Desa Alue Pisang, Kecamatan Kuala Batee.
Baca: Pembeli Emas Bawa Timbangan, Cerita Perburuan Harta Karun Kerajaan Sriwijaya di Sumatera Selatan
Dari data dinas kesehatan setempat, ada 304 penderita kategori mandiri, 189 penderita ketegori bantuan, 62 penderita kategori ketergantungan, dan 2 penderita harus dipasung atas permintaan mayarakat.
Ada pun yang menjadi faktor penyebab sehingga mengalami gangguan jiwa, disebabkan faktor genetik, lingkungan, sosial ekonomi, dan narkoba.
Sebanyak 597 penderita ganguan jiwa tersebut, sedang dalam penanganan dan dikunjungi (visit) oleh petugas di puskesmas-puskemas setempat.
Penanganan yang dilakukan ketika ditemukan kasus penderita gangguan jiwa, maka Puskesmas lokasi tempat tinggal penderita sakit jiwa merujuk yang bersangkutan ke RSUTP.
Bila dianggap perlu, dirujuk lagi ke Rumah Jiwa Meulaboh atau Banda Aceh. (*)
Baca: Tim SAR Temukan Satu Orang Korban Tenggelam Meninggal Dunia, Satu Lagi dalam Pencarian