Wanita Inspiratif

Mariani Harahap, Dari Parengge-rengge Menjelma Jadi Pengusaha dan Kini First Lady Kota Subulussalam

Ny Hajjah Mariani Harahap, SE begitu nama lengkap wanita kelahiran Medan, 10 Agustus 1973 ini. Mariani Harahap merupakan anak kelima pasangan...

Penulis: Khalidin | Editor: Jalimin
SERAMBINEWS.COM/KHALIDIN
Hj Mariani Harahap, Istri Wali Kota Subulussalam. 

Nah, saran para Nyak-nyak atau Inang-inang langganan Affan langsung dia laksanakan. Bermodal Rp 800 ribu, Mariani pun mencoba peruntungan berjualan sembako. Saat itu, kata Mariani barang sembako yang difokuskan berupa Minyak goreng, gula dan sabun serta tambahan jenis lainnya sebagai pelengkap.

Sebagai pedagang kaki lima di pasar tradisional tidaklah mudah. Lokasi lapak berjualan di tanah becek berlumpur hanya beralaskan terpal. Awalnya, wanita penyuka mengaku memang cukup kaku namun belakangan jadi mahir.

225 Mahasiswa UNIKI Bireuen Ikut Kuliah Umum, Ini Materi yang Dibahas

Pelintas Blangkejeren-Takengon Agar Hati-Hati, Ada Jalan Amblas dan Tumpukan Kayu

Mariani akhirnya mulai belajar berdagang hingga bahasa Singkil, atau bahasa Subulussalam dan Aceh. Sebab, dalam seminggu Mariani berdagang di tiga lokasi yakni pasar Gelombang atau Suka Maju, Krueng Luas, Aceh Selatan dan Bulu Sema Aceh Singkil. Waktu itu semua lokasi masih dalam lingkup Kabupaten Aceh Selatan.

Hari demi hari Mariani terus gigih berdagang dari pasar ke pasar meskipun setiap harinya  harus duduk beralas terpal di bawah terik matahari, namun dia melakukannya untuk kehidupan yang diyakini akan lebih baik. kesabaran, ketekunan, dan kerja keras tanpa mengeluh ternyata membuahkan hasil. Hingga akhirnya, Mariani bersama sang suami mampu membangun rumah di Subulussalam padahal awalnya ngontrak.

 Empat tahun berlalu terhitung sejak 1997, sosok wanita penikmat makanan pelleng dan daun ubi tumbuk ini sukses menjalankan usaha sembako hingga mampu membuka toko grosir di Jalan Teuku Umar. Toko yang berada persis di samping Lapangan Beringin Subulussalam itu dinamai Kiki Bintang, nama putri pertama Mariani. Optimisme yang tinggi membawanya bekerja lebih keras.

Alhasil, perlahan tapi pasti, grosir miliknya mulai berkembang hingga memiliki ratusan pelanggan. Sejak itu, Mariani tak lagi keliling dari pasar ke pasar tapi hanya fokus melayani para pedagang eceran yang menjadi jaringannya.

DPM Unsam Langsa Gelar Seminar Nasional Sebagai Titik Terang Polemik UU KPK, RUU KUHP dan Pertanahan

Irfannusir Dukung Pembentukan Forbes Anggota DPRA Pantai Barat Selatan

Tinjau Jembatan Krueng Teukuh, YARA Abdya Tagih Janji Plt Gubernur

Lewat usaha sembako, Mariani membangun jaringan berupa pedagang kaki lima atau Parengge-rengge hingga warung eceran atau toko di Subulussalam. Bukan sekadar meraup untung, Mariani pun memberikan modal usaha bagi para jaringannya di tengah sulitnya mendapatkan pembiayaan bagi pedagang kecil kala itu.

Sebab, era tahun 2000-an lembaga perbankan di Subulussalam terbatas dan tidak begitu gencar dalam hal pembiayaan. Maka, Kiki Bintang sebagai toko grosir terbesar menjadi ‘dewa’ penolong bagi pedagang kecil untu mendapatkan modal usaha.

Jaringan Kiki Bintang terus dibina bahkan bukan sekadar modal tapi juga fasilitas kendaraan turut diberikan kepada pelanggannya dengan system cicil. Tidak selalu harus memakai anggunan jika, bagi pedagang yang tak punya anggunan tetap diberikan modal hingga membuat para pedagang di sana semakin nyaman.

”Dulu lembaga perbankan itu minim dan kredit juga gak seperti sekarang. Lagi pula sekarang pun kalau di perbankan kan harus pakai anggunan terus kalau bermasalah nanti langsung ada peringatan hingga disita, kalau kami tidak begitu,” ujar Mariani.

Jelang Pelantikan, Pimpinan Definitif DPRK Lhokseumawe Ikut Gladi Bersih

Besok, Ada Pengajian Umum Tentang Warisan di Lhokseumawe, Ini Lokasi dan Jadwalnya

Bukan hanya pedagang lain, sanak saudara Mariani yang dulunya tidak ada basic sebagai pembisnis atau pedagang juga mengikuti jejak sang kakak atau adik dengan membuka usaha jualan. Lalu, para pedagang yang menjadi jaringan Mariani ternyata melebihi saudara kandung pula. Ikatan bisnis membuat hubungan Mariani dengan ratusan pedagang termasuk petani di Subulussalam cukup erat.

Hingga akhirnya, saat awal ubulussalam mekar dan menggelar Pilkada perdana 2008-2009 mereka pun terjun ke dunia politik.

Nah, masuk di dunia politik ini tidak terlepas dorongan para pedagang dan petani yang menjadi jaringan bisnis Mariani. Para pedagang dan petani di sana mendesak agar Mariani dan Suami ikut ke dunia politik dengan alasan agar nasib mereka ikut terangkat.

Alhasil, melalui Partai hati Nurani Rakyat (hanura) Mariani dan suami pun mencoba peruntungan di dunia politik.

Tiba saatnya pilkada perdana  Subulussalam, 2008 Affan Alfian Bintang akhirnya dipinang Merah Sakti menjadi calon wakilnya pada pesta demokrasi kota hasil pemekaran dari Aceh Singkil itu. Keberuntungan memihak kepada pasangan Merah Sakti dan Affan Alfian Bintang yang kala itu disebut ‘Sabit’ alias Sakti Bintang. Keduanya terpilih dalam pilkada dua putaran dan sempat ke Mahkamah Konstitusi (MK).

TERUNGKAP Jaringan Prostitusi Internasional di Jawa Barat, PSK Dijajakan Pakai Mobil Keliling

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved