Berita Banda Aceh

VIDEO Jenazah Zulfadli Nelayan Aceh Timur yang Meninggal di Myanmar Tiba di Bandara SIM

Jenazah Zulfadli, nelayan Aceh Timur yang meninggal di Myanmar tiba di Bandara Sultan Iskadar Muda (SIM) Blangbintang, Rabu (9/10/2019) malam.

SERAMBINEWS.COM/HENDRI ABIK
Jenazah Zulfadli, nelayan Aceh Timur yang meninggal di Myanmar tiba Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM) Blangbintang, Aceh Besar, Rabu (9/10/2019) pukul 21.00 WIB. 

VIDEO Jenazah Zulfadli, Nelayan Aceh Timur yang Meninggal di Myanmar Tiba di Bandara SIM

Laporan Hendri Abik | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Jenazah Zulfadli, nelayan Aceh Timur yang meninggal di Myanmar tiba di Aceh.

Jenazah Zulfadli tiba di Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM) Blangbintang, Aceh Besar, Rabu (9/10/2019) malam sekitar pukul 21.00 WIB.

Satu unit ambulan milik Pemerintah Aceh disiapkan untuk membawa pulang jenazah ke kampung halamannya di Idi.

Prosesi pemulangan jenazah Zulfadli dilakukan Pemerintah Aceh melalui Dinas Sosial.

Kepala Dinas Sosial Aceh, Alhudri bersama jajaran juga hadir ke Bandara SIM, menyambut kedatangan jenazah.

Berdasarkan informasi yang diperoleh Serambinews.com, jenazah Zulfadli diterbangkan dengan rute Yangon-Bangkok-Jakarta menggunakan maskapai penerbangan Thai Airway.

Lalu dari Jakarta ke Banda Aceh diterbangkan dengan pesawat Garuda Indonesia.

Dari Bangkok, jenazah ditebangkan pada 8 Oktober 2019 pukul 17.15 dan tiba di Jakarta pukul 20.50 WIB.

Lalu dari Jakarta diterbangkan ke Aceh hari ini 9 Oktober pukul 17.50 WIB dan tiba di Bandara SIM pukul 20.45 WIB.

Simak videonya di bawah ini:

Kronologis

Seperti diberitakan sebelumnya, Zulfadli, tekong Kapal Motor (KM) Troya asal Idi, Aceh Timur yang diamankan angkatan laut Myanmar pada 6 Februari 2019, karena tuduhan illegal fishing, meninggal dunia.

Zulfadli diamankan angkatan laut Myanmar bersama 22 ABK.

Setelah proses sidang dilakukan, pihak keamanan Myanmar mengampuni 22 ABK.

Sedangkan Zulfadli tetap ditahan, karena dia pawang kapal motor itu.

Setelah tujuh bulan menjalani masa tahanan di Myanmar, Zulfadli meninggal dunia karena penyakit jantung yang dideritanya.

Baca: Innalillahi, Nelayan Aceh yang Ditangkap Angkatan Laut Myanmar Meninggal, Begini Proses Pemulangan

Baca: Anggota DPRA Surati Dubes Myanmar, Minta Nelayan Idi Dibebaskan

Baca: Kisah Tiga Nelayan Aceh Terdampar di Malaysia, Lima Hari di Laut Diabaikan Kapal Kontainer

Kabar meninggalnya Zulfadli diketahui Serambinews.com Rabu (2/9/2019) malam dari Kabid Linjamsos Dinsos Aceh Timur, Saharani SAg MA, kepada Serambinews.com, Rabu (2/10/2019) malam.

Pihaknya juga sudah menyampaikan kabar duka tersebut kepada pihak keluarga di Gampong Tanjong, Idi Rayeuk, Aceh Timur.

Zulfadli dikabarkan meninggal pada Minggu, 29 September 2019.

"Kami juga sudah menyampaikan bahwa jenazah sudah difardukifayahkan, dan dalam proses pemulangan dari Kawthaung ke Yangon, Myanmar,” kata Saharani.

Plt Gubernur Aceh, menurut Saharani, sudah memerintahkan Dinsos Aceh untuk menangani proses pemulangan jenazah.

Termasuk menanggung sepenuhnya biaya pemulangan jenazah almarhum sampai kampong halaman.

Sekretaris Panglima Laot Lhok Idi, Sulaiman AB dan Bendahara H Saini, kepada wartawan juga mengatakan sudah menerima kabar meninggalnya Zulfadli dari Dinsos Aceh.

Sementara itu, anggota DPRA Aceh asal Aceh Timur, Iskandar Usman Alfarlaky SHI, mengatakan proses pemulangan jenazah sudah ditangani oleh pihak KBRI di Yangon.

“Saya sudah berkoordinasi dengan Bapak Aji staf protokol dan konsuler KBRI di Yangon," kata Iskandar via sambungan telepon.

Berdasarkan informasi dari staf protokol dan konsuler KBRI Yangon, kata Iskandar, Zulfadli, dibawa ke RSUD Kawthaung, Minggu 29 September 2019 malam.

“Dari hasil otopsi dokter bahwa almarhum meninggal karena gagal jantung. Almarhum meninggal pukul 22.50 waktu setempat,” kata Iskandar.

Staf KBRI, tambah Iskandar, mendapatkan kabar terkait meninggalnya Zulfadli, saat mereka dalam perjalanan dari Yangon, ke Khawtaung.

Hingga saat ini, pihak KBRI sedang memperoses pemulangan jenazah Zulfadli dari Kawthaung, ke Yangon Myanmar.

Khawtaung merupakan daerah terpencil di Myanmar, bahkan warga kesulitan mendapatkan akses sinyal HP.

Perjalanan darat dari Khawtaung ke Yangon sendiri diperkirakan 15-20 jam perjalanan darat.

“Setelah jenazah tiba di Yangon, langsung diterbangkan ke Aceh. Dan kita akan menjemput jenazah di Bandara SIM, selanjutnya jenazah akan dibawa pulang ke kampungnya," kata Iskandar.(*)

BACA JUGA BERITA POPULER

Baca: Ketua Komnas HAM: Kita Sudah Minta Keterangan Irwandi Yusuf,Tagore Abubakar, Jenderal TNI dan Polri

Baca: BREAKING NEWS: Bus PMTOH Kecelakaan Tunggal dan Terbalik, 6 Orang Tewas dan 7 Luka Berat

Baca: Warga Aceh di Wamena Tiba di Malang, Friska: Kos Kami Dibakar, Motor Hangus, Cuma Bawa Baju Seadanya

Baca: BREAKING NEWS - Masukkan Ganja ke Celana Dalam, Istri Napi Ditangkap Saat Berkunjung ke Lapas

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved