Berita Aceh Tengah
Yayasan MPKG Angkat Bicara Soal Kopi Gayo Terkontaminasi Zat Kimia, Ini Kata Hadiyan W Ibrahim PhD
Yayasan Masyarakat Perlindungan Kopi Gayo (MPKG) angkat bicara soal adanya kabar kopi arabika Gayo yang terkontaminasi zat kimia glyphosate yang...
Penulis: Mahyadi | Editor: Jalimin
Yayasan MPKG Angkat Bicara Soal Kopi Gayo Terkontaminasi Zat Kimia, Ini Kata Hadiyan W Ibrahim PhD
Laporan Mahyadi | Aceh Tengah
SERAMBINEWS.COM, TAKENGON – Yayasan Masyarakat Perlindungan Kopi Gayo (MPKG) angkat bicara soal adanya kabar kopi arabika Gayo yang terkontaminasi zat kimia glyphosate yang ditimbulkan oleh racun rumput.
Yayasan perkumpulan masyarakat perkopian arabika Gayo ini, berniat meluruskan kabar yang sedang berkembang terkait dengan nasib komoditi unggulan asal Dataran Tinggi Gayo (DTG) itu.
Sekretaris Umum Yayasan MPKG, Hadiyan W Ibrahim Ph D kepada Serambinews.com, Sabtu (12/10/2019) menyebutkan, bahwa pihaknya belum menerima dan menganalisis hasil laboratorium kandungan zat kimia seperti yang diberitakan.
“Jadi, kami belum bisa mengumpulkan data-data otentik sebagai acuan dasar untuk menvonis seluruh kopi Arabika Gayo telah teridentifikasi zat kimia,” kata Hadiyan.
Untuk itu, lanjutnya, perlu dipelajari lebih lanjut penyebab terjadinya kontaminasi zat kimia terebut terhadap kopi arabika Gayo.
Ngaku Masih Lajang, Pria Ini Justru Didatangi Istri dan Anaknya saat Nikah dengan Perempuan Lain
Viral di Medsos Postingan Ular Raksasa Dibunuh, Setelah 4 Tahun Berlalu Fakta-faktanya Terungkap
Siswa SMPN 7 Padang Sikabu Mengadu ke DPRK, Akibat tak Ada Guru yang Mengajar, Ini Harapan Dewan
Apakah arealnya yang terkontaminasi atau ada hal lain yang menyebabkan kopi arabika Gayo teridentifikasi zat kimia.
“Disisi lain, timbulnya kabar adanya kopi arabika Gayo terkontaminasi glyphosate tidak mewaliki seluruh produk hasil olahan kopi Gayo,” lanjutnya.
Hadiyan memaparkan, bahwa kopi arabika Gayo tumbuh dan berkembang di Kabupaten Aceh Tengah, Bener Meriah dan Kabupaten Gayo Lues dengan total luas lahan sekitar 106.000 hektar.
“Beberapa produsen kopi arabika Gayo yang bersertifikat organik telah kami konfirmasi, namun menyatakan tidak ada penolakan dari para buyer internasional,” papar Hadiyan.
Meski begitu, lanjut Hadiyan, pihaknya mengajak seluruh produsen dan pemangku kepentingan untuk tetap menjaga kualitas dan kemurnian kopi arabika Gayo dengan melakukan pengendalian mutu di setiap mata rantai produksi dan penanganan pascapanen.
Cerita Korban Kebakaran Sinabang, Sempat Salah Arah Saat Lari Menyelamatkan Diri
Aceh Percussion International di Bireuen Dibuka Sore Ini, 100 Polisi Dikerahkan untuk Pengamanan
“Termasuk logistik dan penyimpanan. Terutama untuk koperasi, perusahaan atau eksportir kopi yang memiliki sertifikat organik dengan memperkuat Internal Control System (ICS) di masing-masing lembaga,” pintanya.
Disisi lain, tambahnya, mengingat dampak negatif (residual effect) penggunaan herbisida terhadap tanah, baru dapat dinetralisir dalam jangka waktu 3 tahun kedepan. Tapi, dengan catatan tidak menggunakan lagi herbisida tersebut.
“Kami mengimbau untuk seluruh petani kopi arabika Gayo agar tidak menggunakan herbisida atau bahan kimia sintetis lainnya pada kebun kopi untuk menjaga keberlanjutan kopi arabika Gayo,” imbau Hadiyan.
Untuk menyingkapi persoalan tersebut, Yayasan MPKG telah mengagendakan revitalisasi hulu dan hilir kopi arabika Gayo pada November 2019 dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan dan pengambil kebijakan.