Saksi sejarah
Sumur Bor Berusia Ratusan Tahun, Saksi Sejarah Singkil yang Masih Berfungsi Baik
Saat gempa tsunami Aceh-Nias 2005 lalu. Sumur bor ini, menjadi sumber air utama. Ketika sumur lain rusak diluluh lantakan gempa.
Penulis: Dede Rosadi | Editor: Nur Nihayati
Saat gempa tsunami Aceh-Nias 2005 lalu. Sumur bor ini, menjadi sumber air utama. Ketika sumur lain rusak diluluh lantakan gempa.
Laporan Dede Rosadi I Aceh Singkil
SERAMBINEWS.COM, SINGKIL - Sumur bor di sudut depan pagar masjid Baiturrahim Desa Pasar, Kecamatan Singkil, Aceh Singkil, itu dibangun 31 Agustus 1909.
Airnya tetap mengalir tanpa bantuan mesin penyedot.
Sejak dibangun menjadi sumber kehidupan bagi warga sekitar, untuk keperluan berwudu, mandi dan mencuci.
Sekilas tak kentara jika tembok persegi panjang dengan dinding keramik putih itu merupakan sumur bor saksi sejarah masa penjajahan Belanda, yang masih tersisa.
• Ikram, Sosok Pesepakbola Masa Depan Aceh yang Sudah Berkiprah Hingga ke Spanyol
Setelah mendekat barulah diketuhi berkat prasasti yang dipasang di dinding. Di sana tertulis sumur bor dibangun zaman Belanda pada 31 Agustus 1909. Kemudian direnovasi warga melalui swadaya 17 Agustus 2003.
Sebelumnya sumur bor terletak di dalam pagar masjid Baiturrahim. Belakangan posisinya sudah di luar pagar akibat proyek pelebaran jalan di kawasan itu.
• Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah Hanya Setujui Dua Nama Pimpinan DPRK Aceh Tamiang
Air sumur bor mengalir ke bagian belakang masjid Baiturrahim, melalui pipa yang ditanam dalam tanah. Airnya ditampung dalam bak. Sebagian lagi dialirkan ke keran tempat wudu dan kamar mandi.
• Rapai Massal Meriahkan Aceh Internasional Percussion di Stadion Cot Gapu Bireuen
"Air sumur bor mengalir tanpa bantuan mesin," kata H Ismail Saleh Lubis (71) mantan Kepala Desa Pasar, Minggu (13/10/2019).
Belakangan sebut Ismail, masyarakat memasang mesin penyedot air.
Tetapi bukan menyedot air dari sumur bor. Melainkan untuk mengalirkan ke keran wudu yang posisinya lebih tinggi dan keperluan lain setelah air ke luar dari pipa utama sumur bor.
Sumur bor yang dibangun berbarengan dengan masjid Baiturraihim itu, kedalamnya diperkirakan 200 meter lebih.
Pada pagi hari air yang keluar dari sumur bor terasa panas dan bau belerang tercium cukup kuat. Namun saat Serambinews.com datang lewat tengah hari, air terasa dingin serta tak tercium bau belerang.
"Kalau subuh airnya panas kalau mandi," jelas Ismail Saleh Lubis.