Aceh Hebat
Tak Ada Penolakan Kopi Gayo di Pasar Eropa, Ini Kata Nova dan Atase Pertanian Indonesia untuk Jerman
Atase Pertanian Indonesia (Atani) untuk Uni Eropa di Brussel, sudah memastikan bahwa tidak ada penolakan kopi Arabika Gayo di Pasar Uni Eropa.
Tak Ada Penolakan Kopi Gayo di Pasar Eropa, Ini Kata Nova dan Atase Pertanian Indonesia untuk Jerman
SERAMBINEWS.COM, TAKENGON - Baru-baru ini sempat beredar informasi bahwa kopi Arabika Gayo ditolak oleh buyer atau pembeli di Eropa, karena diduga mengandung racun rumput.
Terkait hal ini, Atase Pertanian Indonesia (Atani) untuk Uni Eropa di Brussel, sudah memastikan bahwa tidak ada penolakan kopi Arabika Gayo di Pasar Uni Eropa.
Penegasan itu disampaikan dalam seminar Sosialisasi Kopi Arabika Organik yang berlangsung di Gedung Olah Seni (GOS), Takengon, Aceh Tengah, Sabtu (26/10/2019).
Seminar tersebut dibuka Plt Gubernur Aceh Ir Nova Iriansyah MT diwakili Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Aceh A Hanan MM.
Dalam pidato yang dibacakan Hanan, Plt Gubernur menyayangkan informasi yang menyebutkan seolah-olah kopi gayo yang dipasarkan ke Uni Eropa (UE) tercemar residu herbisida jenis glyphosat.
Menurut Nova, bila isu tersebut terus berkembang, dikhawatirkan akan mempengaruhi citra Kopi Arabika Gayo dan menimbulkan sentimen negaif di pasar dunia.
• Ekspor Kopi Arabika Gayo Capai 100 Juta US Dollar, Bupati Bener Meriah Tagih Ini ke Pemerintah Pusat
• Gayo Bies Kopi Raih Penghargaan Gourmet Coffee dari Paris di Ajang TEI 2019
• Heboh Racun Rumput dalam Kopi Gayo
Kopi Arabika, kata Nova, merupakan salah satu komoditi kopi yang paling terkenal dari Tanah Gayo dan sudah berhasil menembus pasar kopi dunia.
Tak kurang dari 60 persen dari produksi kopi di Aceh Tengah dan sekitarnya telah berhasil dipasarkan ke berbagai negara Eropa, Amerika Serikat, dan Asia.
“Mari kita jaga bersama citra Kopi Gayo agar pasarnya tidak terganggu,” ajak Nova di hadapan 600 orang peserta seminar yang terdiri atas petani, penyuluh, pengumpul dan eksportir kopi gayo.
Nova mengatakan, meski kabar penolakan pasar terhadap kopi arabika Gayo tidak benar, namun upaya memperbaiki citra kopi Gayo ini harus dilakukan.
Salah satu caranya mengembangkan kopi organik dengan pupuk alam. Pertanian organik menerapkan prinsip ekologi, keadilan, perlindungan alam, dan kualitas kopi pun sangat baik.
Hasil pertanian organik, lanjut Nova, memiliki banyak kelebihan dibanding pertanian dengan pemupukan kimia.
Pertanian organik mengandung energi alami karena zat yang diserap dari energi tanah, lebih tahan hama, lebih lezat, lebih sehat, dan harganya pun lebih tinggi.
Sejumlah negara Eropa dan Amerika Serikat, lanjut Nova, peduli pada pengembangan pertanian organik. Bahkan ada kecenderungan sejumlah negara menolak kopi hasil pertanian kimia.