Berita Aceh Tamiang

Terima ADD Hingga Rp 700 Juta, Sebuah Kampung di Aceh Tamiang Diduga tidak Berpenghuni

Selama ini disebutnya banyak datok penghulu terjerat hukum karena tidak mampu memisahkan kepentingan daerah dengan pribadi

Penulis: Rahmad Wiguna | Editor: Muhammad Hadi
SERAMBINEWS.COM/RAHMAD WIGUNA
Pondok di Kampung Perkebunan Alurjambu di Kecamatan Bandarpusaka, Aceh Tamiang terlihat kosong dan tidak terawat. Meski diduga tidak berpenghuni, kampung yang berdiri di lahan HGU ini tetap menerima ADD. 

Laporan Rahmad Wiguna | Aceh Tamiang

SERAMBINEWS.COM, KUALASIMPANG - Kampung Perkebunan Alurjambu di Kecamatan Bandarpusaka, Aceh Tamiang menarik perhatian karena hanya dihuni 17 kepala keluarga.

Perkampungan yang berdiri di atas areal HGU perkebunan sawit ini menjadi kontroversi karena tetap menerima Alokasi Dana Desa (ADD) yang setara dengan kampung lain yang dihuni ratusan kepala keluarga.

Isu negatif tentang kampung ini semakin kental karena diduga kuat perkampungan itu tidak berpenghuni.

"Tidak satupun dari 17 KK itu tinggal di Perkebunan Alurjambu. Warga terpencar, bahkan ada yang tinggal di Langsa," kata seorang warga Kampung Alurjambu yang berbatasan langsung dengan Kampung Perkebunan Alurjambu, Kamis (31/10/2019).

Tabung Gas yang Dibawa Penumpang Meledak, Tewaskan 65 Orang dalam Kebakaran Kereta Api

Bahkan kata dia, Datok Penghulu Perkebunan Alurjambu berdomisili di Kampung Alurjambu.

Diketahui Kampung Perkebunan Alurjambu dengan Kampung Alurjambu hanya dipisahkan jalan raya.

"Kadang-kadang warga protes, karena dia gak mau ikut kegiatan kampung kami, misalnya gotong royong," lanjut warga yang minta identitas dirahasiakan.

Sejauh ini konfirmasi terhadap datok tersebut belum berhasil karena Kantor Datok Penghulu Perkebunan Alurjambu ketika didatangi dalam keadaan kosong.

Dari amatan di lokasi, Kamis (31/10/2019), dari dua dusun yang dimiliki kampung ini tidak memang tidak terlihat adanya permukiman.

Sapi Seberat 650 Kilogram Dapat Pujian Publik, Hanya Gara-gara Berhasil Lolos dari Rumah Jagal

Di Dusun Marmelati hanya terlihat enam pintu pondok dan sebuah bangunan yang difungsikan sebagai Kantor Datok Penghulu Perkebunan Alurjambu.

Saat itu, kantor tersebut tertutup rapat, tidak ada aktivitas di dalamnya.

Namun sebuah ruangan di belakang kantor tersebut terlihat dijadikan arena perkumpulan sekelompok remaja.

"Cuma mau numpang wifinya, soalnya hidup 24 jam," ujar remaja putri yang mengaku masih duduk di bangku SMP.

Pondok-pondok bercat putih yang sudah lusuh itu juga tidak terawat dan beberapa di antaranya terlihat sudah menjadi tempat "berteduh" sekelompok sapi milik warga kampung tetangga.

Pembahasan Komisi Sempat Alot, Akhirnya Tim Perumus Tatib DPRA Sepakati 7 Komisi

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved