Menkeu Temukan Desa tak Berpenghuni, tapi Dapat Dana Desa, Bagaimana dengan Perkebunan Alurjambu?
Adanya ‘desa hantu’ ini diakui Sri Mulyani baru terungkap karena ada pihak yang melapor usai terbentuknya Kabinet Indonesia Maju
Penulis: Zainal Arifin M Nur | Editor: Muhammad Hadi
Informasi diperoleh, Datuk Penghulu Kampung Perkebunan Alurjambu, tinggal di kampung tetangganya yang bernama Alurjambu.
Kepala DPMKPPKB Aceh Tamiang Tri Kurnia mengakui secara kasat mata Kampung Perkebunan Alurjambu tidak layak berdiri sendiri dan cocok dileburkan dengan kampung terdekat.
Namun berdasarkan Permendagri Nomor 1/2017 tentang Penataan Desa, kelayakan keberadaan sebuah kampung tidak hanya dinilai dari faktor jumlah penduduk, namun harus merujuk aspek lain, seperti pemerintahan, pembangunan, pemberdayaan dan pembinaan kemasyarakatan.
"Dan yang terpenting selama kampung itu masih terdaftar dan teresgitrasi di Kemendagri, maka tidak ada alasan kita untuk tidak mencairkan ADD. Itu amanah Undang-undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa," kata Tri.
Dia juga menjelaskan besaran ADD terhadap sebuah kampung sudah ditentukan oleh tim di Jakarta.
Besaran angka ini dipastikannya sudah melalui empat indikator, yakni jumlah penduduk, luas wilayah, angka kemiskinan dan indeks kesulitan geografis.
• ACT Aceh Bersama MRI Bireuen dan Syekh Uday dari Palestina Galang Donasi ke Pesantren Hingga Sekolah
"Ditambah satu lagi alokasi afirmasi. Maksudnya dilakukan penilaian apakah kampung itu masuk kategori miskin atau tidak. Jadi yang menentukan bukan kami, tapi pusat," kata Tri.
Dalam kesempatan itu, Tri mengingatkan kembali datok penghulu di 213 kampung di Aceh Tamiang memanfaatkan ADD untuk kepentingan daerah. Selama ini, kata Tri, banyak datok penghulu terjerat hukum karena tidak mampu memisahkan kepentingan daerah dengan pribadi.
Ramai Pada Masa Belanda
Namun Kampung Perkebunan Alurjambu tidaklah fiktif.
Kampung ini benar ada dengan segudang kisah unik dan menyimpan cerita mistis.
Informasi dari sejumlah sumber, Kampung Perkebunan sudah ada sejak masa kolonial Belanda, dihuni ribuan orang yang bekerja pada kebun karet milik perusahaan Belanda.
• Teuku Riefky Laporkan Gambar Bule Telanjang di Google Maps kepada Menkominfo
Belakangan, setelah kemerdekaan, kampung ini mulai ditinggalkan karena konflik bersenjata.
Perkebunan karet pun berubah menjadi perkebunan kelapa sawit milik perusahaan swasta.
Kampung ini pun telah mengalami pemekaran, yaitu menjadi Kampung Alurjambu dan Kampung Blangkandis.