Breaking News

Tukang Becak Diupah Rp 500 Ribu Buang Bangkai Babi ke Sungai, Begini Pengakuan saat Ditangkap Polisi

Petugas melakukan pembuntutan dan ketika pelaku akan membuang bangkai babi langsung dilakukan penangkapan.

DOK POLRESTABES MEDAN VIA TRIBUN MEDAN
Tukang becak ditangkap polisi saat hendak membuang bangkai babi di parit di Desa Helvetia, Medan, Sumatera Utara, Minggu (17/11/2019) dini hari. 

Kabar terkini soal bangkai babi yang hanyut di Sungai Souraya, videonya diposting di akun facebook warga Subulussalam.

Dalam video berdurasi 1,24 menit itu terlihat kondisi sungai Souraya tampak keruh dan menguning.

Video kiriman warga ini diabadikan dari atas jembatan Gelombang atau penghubung Desa Suka Maju dengan Sigrun.

“Itu kiriman teman saya, kejadian di Gelombang,” kata Yathie, pemilik akun facebook yang memposting bangkai babi hanyut di sungai.

VIDEO - Bangkai Babi Dari Sumatera Utara Masuk Sungai Aceh Singkil, Diduga Terjangkit Virus Kolera

Dalam video warga tampak heboh menyaksikan banyaknya bangkai babi hanyut di sungai yang membelah Desa Suka Maju dengan Sigrun ini.

Warga menyatakan bangkai babi berwarna putih tersebut sudah busuk.

Warga pun meyakini jika babi yang mati merupakan ternak bukan babi hutan.

Sebab, warna babi hutan biasa hitam sedangkan ternak putih.”Ini kami yakini babi ternak dan diduga sudah terpapar kolera,” tambah Andong.

Menurut Andong kejadian bangkai babi hanyut tersebut sudah berlangsung hampir seminggu terakhir.

Namun bangkai babi yang hanyut tidak sekaligus atau terjadi interval beberapa jam.

Dikatakan, bisa saja dalam beberapa menit hanyut lima ekor bangkai babi lalu beberapa jam kemudian hanyut lagi beberapa ekor.

Beberapa bangkai babi dewasa bahkan telah busuk dan pecah. Ada pula bangkai babi yang tersangkut di jarring para nelayan tradisional di sungai Souraya itu.

Intinya, kata Andong, setiap hari ada saja bangkai babi yang hanyut sehingga warga menduka kuat kalau hal tersebut disebabkan virus kolera.

Sementara masyarakat Subulussalam juga mulai saling berkabar agar sementara waktu tidak mengonsumsi ikan air tawar.

Selain itu, sebagian masyarakat yang berada di bantaran Sungai Souraya atau DAS sebenarnya mengonsumsi air tersebut.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved