Palestina

52 Tahun Israel Merebut Tanah Palestina, Semakin Ramai di Tepi Barat, Menarik Diri dari Gaza

Kehadiran 262 permukiman Yahudi yang dibangun di Tepi Barat dan Yerusalem Timur menjadi hambatan utama terhadap pembentukan negara Palestina berdaulat

Editor: Zaenal
ANADOLU AGENCY/ISSAM RIMAWI
Pasukan Israel melakukan intervensi di Palestina dengan peluru karet selama protes setelah pasukan Israel melakukan penggerebekan di rumah-rumah dan toko-toko di Ramallah, Tepi Barat pada 7 Januari 2019. 

Menurut Palestina, permukiman Yahudi di Tepi Barat dan Yerusalem Timur menjadi koloni lengkap dengan jalan, universitas, sekolah, dan fasilitas kesehatan.

Menurut komunitas internasional, permukiman Yahudi yang dibangun oleh Israel di wilayah Palestina adalah ilegal dan merupakan salah satu kendala terbesar dalam perjalanan menuju solusi dua negara untuk membangun perdamaian.

Israel menganggap seruan untuk menghentikan pembangunan permukiman Yahudi dan pemindahan total Yahudi dari Tepi Barat sebagai "pembersihan etnis".

Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) mengatakan bahwa pemukiman yang dibangun di wilayah Palestina melemahkan kemungkinan untuk mencapai perdamaian yang adil dan abadi di wilayah tersebut.

Non-Yahudi dilarang tinggal di dalam permukiman ini, menjadikan Israel sebagai negara apartheid.

Pembicaraan damai antara Israel dan Palestina terhenti pada April 2014 ketika Israel menolak untuk menerima perbatasan 1967, hak untuk kembali bagi pengungsi Palestina yang menjadi sasaran migrasi paksa, dan mengakhiri pembangunan permukiman baru Yahudi.(Anadolu Agency)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved