Petir Sambar Subulussalam
Menanam Korban Sambaran Petir di Lumpur, Begini Keyakinan Masyarakat di Subulussalam
Menanam atau mengubur tubuh korban sambaran petir dalam tanah berlumpur merupakan kebiasaan turun temurun di masyarakat Kota Subulussalam.
Penulis: Khalidin | Editor: Safriadi Syahbuddin
Kemudian, Siti Yulinar juga mengalami kebas hingga sekarang. Tangannya seperti tak berdaya bahkan saat wartawan menyambangi ibu dua anak itu harus memapah tangan kanannya agar dapat terangkat.
”Sampai sekarang masih kebas, kaya tak berdaya,” ujar Siti Yulinar yang ditemui wartawan di rumah orang tuanya.
Dua korban lain Isharmoko dan dan Zahira. Ishar adalah suami Murni. Ishar sudah pulih meski mengalami kebas. Kondisi serupa juga diakui Zahira, balita yang mengaku kaget akibat tersetrum. Zahira yang merupakan anak bungsu Muhammad Sabaruddin mengaku terkejut dan gemeter akibat disambar petir.
Informasi yang dihimpun Serambi, petir menghantam tiga rumah sederetan degan yang terbakar. Awalnya, rumah milik Ido Hartono lalu merambat ke Isharmoko hingga berakhir di rumah milik Muhammad Sabaruddin.
Rumah Ido Hartono memang tidak terbakar tapi semua kabel dikabarkan hangus termasuk peralatan listrik di bagian atas rumah. Selain itu, para penghuni rumah juga tersetrum oleh petir yang berbentuk api.
Sejumlah warga mengaku baru pertama kali menyaksikan rumah terbakar disambar petir.Selama ini meski ada petir biasa hanya menyambar bagian tiang atau atap pinggir rumah.”Ini rumah anak kandung saya. Belum pernah kejadian rumah terbakar disambar petir di desa ini,” ujar Umar.(*)