Berita Abdya
Sejumlah SD dan SMP di Kabupaten Abdya Krisis Murid, Satu Kelas Antara 3-12 Anak, Ini Penyebabnya
Hal ini sebagaimana terlihat dalam Data Pokok Pendidikan (Dapodik) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Abdya, Jumat (22/11/2019).
Penulis: Zainun Yusuf | Editor: Mursal Ismail
Di Kecamatan Tangan-Tangan, dialama SDN 3, 11, 12 dengan jumlah peserta didik per kelas antara 3 sampai 12 orang.
Sedangkan di Kecamatan Jeumpa terjadi di SDN 8 dan 7 dengan jumlah siswa antara 5 sampai 12 siswa per kelas.
Selanjutnya, Kecamatan Blangpidie, kekurang siswa dialami SDN 15 dan 4, jumlah siswa per kelas antara 4 sampai 10 orang.
Di Kecamatan Babahrot, krisis siswa terjadi di SDN 15 karena jumlah murid per kelas antara 5 sampai 10 orang.
Sedangkan dari 29 SMP di Abdya, tercatat sedikitnya tiga sekolah mengalami krisis murid.
Masih berdasarkan Dapodik, krisis pelajar sangat parah adalah SMPN 3 Blangpidie di Desa Cot Jirat.
Jumlah murid kelas I lima orang, kelas II enam dan kelas II tujuh orang.
SMPN 2 Lembah Sabil, jumlah siswa kelas I delapan orang, kelas II delapan dan kelas III enam orang.
SMP Swasta Labschool STKIP Muhammadiyah di Padang Meurantee, Susoh, jumlah siswa kelas I 3 orang, kelas II 7 dan kelas II 18 orang.
Kepala Disdikbud Abdya, H Jauhari SPd melalui Kabid Dikdas, Muhammad Hasan SPd, yang dihubungi Serambinews.com, Jumat (22/11/2019) membenarkan sejumlah SD dan SMP daerah itu mengalami kekurangan siswa.
Penyebabnya, berkurang sumber daya manusia atau berkurang tingkat kelahiran anak daerah setempat.
Selain itu, orang tua memilih sekolah yang dinilai lebih bagus.
"Ada kecendrungan juga orang tua memilih pendidikan madrasah (MI/MTs) bagi anak-anak mereka.
Ada juga perantau atau warga yang pindah tempat tinggal," kata H Jauhari. (*)