Berita Abdya
Sejumlah SD dan SMP di Kabupaten Abdya Krisis Murid, Satu Kelas Antara 3-12 Anak, Ini Penyebabnya
Hal ini sebagaimana terlihat dalam Data Pokok Pendidikan (Dapodik) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Abdya, Jumat (22/11/2019).
Penulis: Zainun Yusuf | Editor: Mursal Ismail
Hal ini sebagaimana terlihat dalam Data Pokok Pendidikan (Dapodik) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Abdya, Jumat (22/11/2019).
Laporan Zainun Yusuf| Aceh Barat Daya
SERAMBINEWS.COM, BLANGPIDIE - Dari 108 Sekolah Dasar (SD) dan 29 Sekolah Menengah Pertama (SMP) tersebar di sembilan kecamatan Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), sebagian di antaranya krisis murid.
Hal ini sebagaimana terlihat dalam Data Pokok Pendidikan (Dapodik) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Abdya, Jumat (22/11/2019).
Dari 108 SD di Abdya, sejumlah sekolah di antaranya jumlah peserta didik satu kelas sebagian besar kurang dari 20 orang, bahkan tidak sampai 10 orang per kelas.
Hal yang sama dialami sejumlah SMP di Kabupaten Abdya.
Dari 29 SMP Negeri dan Swasta, beberapa di antaranya mengalami krisis murid.
Karena jumlah peserta didik satu kelas kurang dari sepuluh orang, bahkan ada hanya tuga murid satu kelas.
Di antara 108 SD, tidak kurang 22 di antaranya mengalami krisis siswa.
• Nestapa Keluarga Sabaruddin, Rumah yang Dibangun atas Patungan Warga, Kini Musnah Disambar Petir
• Ini Cara Penanganan Korban Petir Secara Medis, Hindari Menanam Tubuh Korban ke Dalam Lumpur
• Menanam Korban Sambaran Petir di Lumpur, Begini Keyakinan Masyarakat di Subulussalam
Di Kecamatan Kuala Batee, sangat mencolok SDN 9 atau lebih dikenal SD Lampoeh Kupi, jumlah peserta didik setiap kelas kurang dari 10 orang, dan SDN 13 jumlah siswa per kelas antara 8 sampai 15 orang.
Kecamatan Lembah Sabil sangat kekerangan siswa dialami SDN 8 dan 9, dimana jumlah siswa setiap kelas antara 4 sampai 10 orang.
Masih di Lembah Sabil krisis siswa terjadi di SDN 5, 4, 3, 11 dan 10.
Di Kecamatang Manggeng, terdapat sejumlah SD kurang siswa. Sangat parah SDN 6 dan 12 karena jumlah siswa setiap kelas berkisar antara 6 sampai 11 orang.
Kemudian, SDN 9 Manggeng dengan jumlah siswa per kelas 8 sampai 14 orang.
Di Kecamatan Setia, kekurangan siswa dialami SDN 2 dan 6, karena jumlah siswa per kelas antara 5 sampai 12 orang.
Lalu, Kecamatan Susoh, SDN 2 dan 9, jumlah siswa antara 4 sampai 12 orang per kelas.
Di Kecamatan Tangan-Tangan, dialama SDN 3, 11, 12 dengan jumlah peserta didik per kelas antara 3 sampai 12 orang.
Sedangkan di Kecamatan Jeumpa terjadi di SDN 8 dan 7 dengan jumlah siswa antara 5 sampai 12 siswa per kelas.
Selanjutnya, Kecamatan Blangpidie, kekurang siswa dialami SDN 15 dan 4, jumlah siswa per kelas antara 4 sampai 10 orang.
Di Kecamatan Babahrot, krisis siswa terjadi di SDN 15 karena jumlah murid per kelas antara 5 sampai 10 orang.
Sedangkan dari 29 SMP di Abdya, tercatat sedikitnya tiga sekolah mengalami krisis murid.
Masih berdasarkan Dapodik, krisis pelajar sangat parah adalah SMPN 3 Blangpidie di Desa Cot Jirat.
Jumlah murid kelas I lima orang, kelas II enam dan kelas II tujuh orang.
SMPN 2 Lembah Sabil, jumlah siswa kelas I delapan orang, kelas II delapan dan kelas III enam orang.
SMP Swasta Labschool STKIP Muhammadiyah di Padang Meurantee, Susoh, jumlah siswa kelas I 3 orang, kelas II 7 dan kelas II 18 orang.
Kepala Disdikbud Abdya, H Jauhari SPd melalui Kabid Dikdas, Muhammad Hasan SPd, yang dihubungi Serambinews.com, Jumat (22/11/2019) membenarkan sejumlah SD dan SMP daerah itu mengalami kekurangan siswa.
Penyebabnya, berkurang sumber daya manusia atau berkurang tingkat kelahiran anak daerah setempat.
Selain itu, orang tua memilih sekolah yang dinilai lebih bagus.
"Ada kecendrungan juga orang tua memilih pendidikan madrasah (MI/MTs) bagi anak-anak mereka.
Ada juga perantau atau warga yang pindah tempat tinggal," kata H Jauhari. (*)