Bulog Musnahkan 20 Ribu Ton Beras, Pengamat Sebut Ada Potensi Kerugian Negara

Rencana pemusnahan beras yg sudah setahun di gudang bulog mendapat reaksi dari Asosiasi Pedagang pasar seluruh Indonesia (APPSI).

Editor: Amirullah
SERAMBI/BUDI FATRIA
Pekerja memuat beras di Gudang Bulog, Desa Siron, Aceh Besar, Kamis (3/1). Perum Bulog Divisi Regional (Divre) Aceh menargetkan operasi pasar pada tahun 2019 dapat mencapai 200 ton per hari. SERAMBI/BUDI FATRIA 

SERAMBINEWS.COM - Bulog berencana memusnahkan 20 ribu ton cadangan beras pemerintah (CBP) yang disimpan lebih terlalu lama, senilai Rp160 miliar.

Bulog juga minta Kementerian Keuangan untuk membiayai pemusnahan 20 ribu ton beras itu.

Peneliti Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Salamudin Daeng menilai jika rencana pemusnahan beras sangat keterlaluan.

"Kalau sampai terjadi kebusukan beras sebanyak itu sudah pelanggaran berat. Itu kejahatan ekonomi negara," kata Salamudin kepada wartawan, Senin (2/12/2019).

Dia melanjutkan, Pimpinan Bulog harus dipanggil dan diminta bertanggungjawab karena seharusnya ada antisipasi terhadap beras yang menumpuk itu.

Salamudin juga menilai penegak hukum bisa mengawasi hal ini karena Bulog adalah BUMN dan pemusnahan ini berpotensi merugikan negara.

Lowongan Kerja Bagi yang Suka Tidur, Cuma Rebahan dan Tidur Pulas, Digaji Rp 19 Juta

Polisi Kantongi Identitas Pembunuh Hakim PN Medan, Diduga Orang Dekat

Pengamat intelijen Sangsi Ledakan di Monas Gara-gara Granat Nanas, Ini Penjelasannya

Terpisah, pakar pertanian IPB, Prof Dwi Andreas mengatakan pemusnahan beras Bulog itu menunjukkan tata kelola first in first out di sana tidak berjalan dengan baik.

“Memang benar dalam komoditas pertanian pembuangan tidak terhindarkan, karena beras mudah rusak. Dengan stok Bulog 2 juta ton lebih, jumlah 20 ribu ton rusak mungkin saja terjadi. Namun sebenarnya masih bisa ditekan jumlahnya,” ujarnya.

Berbagai langkah perbaikan, kata dia, bisa dilakukan Perum Bulog, terutama di manajemen barang pertama datang yang pertama keluar.

Kemudian manajemen pengaturan suhu dan lingkungan gudang, serta pengemasan beras.

Dwi Andreas mengatakan, Bulog memang dituntut professional dalam mengelola beras sebagai bahan pokok.

“Mungkin saja ada kesalahan di manajemen, karena tata kelola first in first out sangat penting,” jelasnya.

Rencana pemusnahan beras yg sudah setahun di gudang bulog mendapat reaksi dari Asosiasi Pedagang pasar seluruh Indonesia (APPSI).

Detik-detik Ledakan di Monas, Saksi Sebut Ledakan Kencang: Saya Malah Takut

Bencana Kelaparan di Venezuela Semakin Parah, Anak-anak Sampai Pingsan di Sekolah

Sarmila, Guru Matematika, Penerima Beasiswa Berprestasi Dirjen Dikti, dengan Segudang Prestasi

Ketua Umum APPSI Ferry Juliantono menyayangkan ini dilakukan.

"Hibahkan saja beras ke APPSI nanti kami yang akan mengolah dan mendistribusikannya karena masih banyak yang butuh daripada dimusnahkan dan perlu anggaran negara yang besar" ujarnya.

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved