Milad ke 43 GAM
Mengenang Sosok Panglima GAM Tgk Abdullah Syafi'i, Ini Kalimat Terakhir yang Diucapkan sebelum Wafat
Tgk Abdullah Syafi'i gugur bersama istrinya Cut Fatimah dan dua pengawalnya dalam pertempuran dengan pasukan TNI di hutan Jim-jim, Pidie Jaya, 2002.
Penulis: Ansari Hasyim | Editor: Taufik Hidayat
TNI pernah mengklaim bahwa telah menembak Teungku Lah hingga sekarat.
Pada Maret 2000, Teungku Lah dengan santai malah mengundang reporter SCTV Jufri Alkatiri dan Yahdi Jamhur untuk sebuah wawancara di tengah Hutan Pasee.
Dalam kesempatan itu, Tengku Lah juga mengundang wartawan Kompas Maruli Tobing untuk melihat kondisinya yang saat itu ternyata dalam kondisi sehat walafiat.
7. Syahid dalam Bersama Istri yang Sedang Mengandung 6 Bulan
Akhir perjuangan Teungku Lah begitu dramatis.
Ia syahid bersama Cut Fatimah, istrinya yang sedang mengandung enam bulan dan dua pengawalnya.
Teungku Abdullah Syafi'i meninggal setelah tertembak dalam sebuah pertempuran di hutan Jim-jim, Pidie Jaya, 22 Januari 2002.
Namun, jenazahnya tak langsung dievakuasi. Untuk memastikan yang tertembak adalah orang nomor satu dalam tubuh militer GAM, Panglima Komando Operasi Pemulihan Keamanan Brigjen TNI Djali Yusuf waktu itu berangkat ke lokasi menggunakan helikopter.
Keesokan harinya, 23 Januari 2003, barulah dipastikan yang tertembak itu adalah Teungku Abdullah Syafi'i
Selain itu juga ada dua pengawal setianya yang ikut gugur dalam pertempuran.
8. Kepergiannya Ditangisi Rakyat Aceh
Pada malam menjelang subuh 25 Januari 2002, isak tangis dan selawat bergema di Desa Cubo, Kecamatan Bandar Baru, Pidie Jaya.
Jenazah Panglima Angkatan Gerakan Aceh Merdeka (AGAM) Teungku Abdullah Syafi'i bersama istrinya Cut Fatimah dan dua pengawal setianya Teungku Daud Hasyim dan Teungku Muhammad Ishak dimakamkan.
Mereka gugur akibat kontak senjata antara GAM dan TNI tiga hari sebelumnya, di Desa Sarah Panyang Jim-jim, sekitar empat kilometer dari Blang Sukon.
Masyarakat mengenang Abdullah Syafi’i sebagai sosok ramah dan bersahaja. Tiga warga desa sempat pingsan karena tak kuasa menahan haru.